Reporter: Dina Farisah | Editor: Johana K.
JAKARTA. Harga gas alam turun menuju pelemahan terdalam sejak dua tahun terakhir. Tekanan ini dipicu oleh stok gas alam yang melampaui permintaan.
Menurut laporan Energy Information Administration (EIA), persediaan gas Amerika Serikat (AS) naik 94 miliar kaki kubik pada pekan yang berakhir 10 Oktober 2014 atau menjadi 3.299 miliar kaki kubik. Penambahan stok tersebut lebih tinggi dari perkiraan analis yang disurvei Bloomberg sebesar 91 miliar kaki kubik. “AS memiliki produksi gas yang besar. Sementara permintaan tidak sebanyak itu. Penyimpanan ini mengakibatkan harga gas alam sedikit lebih bearish dari laporan minggu lalu,” kata Aaron Calder, analis Gelber & Associates di Houston.
Mengutip Bloomberg, Jumat (17/10) pukul 16.00, kontrak pengiriman gas alam bulan November 2014 di New York Mercantile Exchange turun 0,05% dibanding hari sebelumnya menjadi US$ 3,794 per MMBtu. Ini merupakan harga terendah sejak 20 April 2012. Sepanjang tahun ini, gas alam telah menorehkan penurunan 10%.
Ibrahim, analis dan Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka mengatakan, saat ini AS belum memasuki musim dingin. Akibatnya, kebutuhan gas alam lebih sedikit. Di sisi lain, melimpahnya stok gas alam akan menekan harga. Selain itu, harga gas alam turun akibat perlambatan ekonomi global, khususnya Eropa.
Seperti diketahui, Dana Moneter Internatiobal (IMF) telah memangkas pertumbuhan ekonomi Prancis dan Italia. Kondisi ini dikhawatirkan akan mengakibatnya lesunya permintaan dari Eropa. “Kondisi AS justru sebaliknya. Serangkaian data ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang berarti. Hal ini menyumbang sentimen positif terhadap indeks dollar, sehingga melemahkan komoditas, termasuk gas alam,” ungkap Ibrahim.
Ibrahim menduga harga gas alam sepekan akan berkisar antara US$ 3,600-US$ 3,750 per MMBtu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News