Reporter: Agus Triyono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Harga batubara masih melemah, dipicu oleh melimpahnya pasokan dunia. Bahkan, Selasa lalu (2/4), harga batubara sempat menyentuh level terendah sejak 2009 yakni di level US$ 86,75 per metrik ton.
Tapi, harga batubara untuk pengiriman Mei 2013 di ICE Futures, Rabu (3/4), kembali naik 0,92% menjadi US$ 87,55 per metrik ton.
Pasokan batubara dunia saat ini meningkat luar biasa seiring dengan tumbuhnya ekspor dari beberapa negara. Berdasarkan data Biro Sumber Daya Ekonomi dan Energi Australia, ekspor batubara dari Australia tahun ini diperkirakan mencapai 189 juta ton, naik 11% dari tahun lalu.
Lembaga yang sama memprediksi, ekspor batubara Indonesia sebesar 335 juta ton tahun ini, naik 6% dibanding tahun lalu. Volume ekspor dari Kolombia diramal mencapai 79 juta ton.
Ibrahim, analis Harvest International Futures mengatakan, meningkatnya proyeksi ekspor batubara tersebut akan semakin menambah stok batubara yang tahun 2012 lalu masih tersisa sekitar 80% dari total produksi yang ada. Ditambah faktor menurunnya pertumbuhan industri manufaktur di China sebagai salah satu konsumen terbesar, harga batubara makin terpuruk.
Apalagi, saat ini pasar juga masih khawatir akan kondisi perekonomian zona Euro dan konflik Semenanjung Korea.Sentimen positif dari kebijakan moneter agresif Bank of Japan (BoJ) masih kalah oleh sentimen yang tercipta dari krisis zona Euro dan konflik di Semenanjung Korea. "Tahun 2013 akan menjadi tahun paling muram bagi batubara," kata Ibrahim, Kamis (4/4).
Berbeda dengan Ibrahim, Renji Betari, peneliti dari Divisi Riset dan Pengembangan Bursa Berjangka Jakarta mengatakan, tren pelemahan saat ini kemungkinan besar hanya sebentar. Pelemahan harga batubara yang terjadi hanya dipicu oleh gejolak mata uang. Penguatan nilai tukar yuan mengakibatkan harga komoditas yang dibeli dengan dollar AS ini turun. Selain itu ada juga sentimen pelemahan harga emas.
Mulai minggu depan, harga akan kembali bagus seiring membaiknya permintaan batubara menjelang beralihnya musim dari dingin ke panas yang akan mengakibatkan pulihnya kegiatan ekonomi dan produksi. "Permintaan batubara akan menaikkan harganya lagi," kata Renji.
Ibrahim memperkirakan, harga batubara dalam kurun waktu sepekan ke depan akan bergerak di kisaran US$ 84,50-US$ 88 per ton. Sedangkan, Renji memperkirakan, harga batubara sepekan ke depan akan bergerak di kisaran US$ 83,30-US$ 89 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News