Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. GBP masih unggul di hadapan aussie yang sedang tidak prima. Namun, analis menduga pergerakan pasangan ini masih cenderung netral hingga besok Inggris merilis data ketenagakerjaannya.
Mengutip Bloomberg, Selasa (15/12) pukul 18.25 WIB pasangan GBP/AUD merangkak naik 0,08% ke level 2,0921 dibanding hari sebelumnya.
Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan penguatan sterling ini memang dipengaruhi oleh data inflasi Inggris November 2015 yang tumbuh sesuai prediksi pasar. Serta beberapa data ekonomi Inggris lainnya yang positif.
Data inflasi Inggris November 2015 membaik dari minus 0,1% menjadi tumbuh 0,1%. Inflasi inti pun terangkat dari 1,1% ke level 1,2%. RPI naik dari 0,7% ke level 1,1%, lalu HPI terbang ke level 7,0% dari sebelumnya 6,1%, sterling juga terkena gempuran data buruk.
Sebut saja data PPI Input yang merosot signifikan dari 0,0% ke level minus 1,6% dan PPI output juga semakin turun dari minus 0,1% ke minus 0,2%. “Itu sebenarnya cukup menahan laju sterling, namun aussie tergempur testimoni Reserve Bank of Australia yang negatif,” kata Faisyal.
Dalam pertemuan RBA Selasa (15/12) pagi, disampaikan bahwa meski data ekonomi Australia membaik beberapa waktu terakhir namun RBA tidak menutup kemungkinan pelonggaran stimulus lanjutan.
“Tentunya outlook ekonomi yang negatif ini menimbulkan ekspektasi yang buruk di pasar,” tambah Faisyal. Efeknya, pelaku pasar memprediksi pada Juni 2016 mendatang RBA akan kembali memangkas suku bunga Australia.
Tidak hanya itu, data HPI Australia kuartal tiga 2015 pun masih merosot tajam dari 4,7% ke level 2,0%. Menambah panjang beban pergerakan aussie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News