Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski sedang terluka dan tidak dalam performa optimal, sterling curi peluang ungguli the greenback.
Mengutip Bloomberg, Jumat (11/12) pairing GBP/USD terdongkrak 0,35% di level 1,5213 dibanding hari sebelumnya.
Berdasarkan rilis, data ekonomi AS sebenarnya tergolong memuaskan. Mulai dari penjualan ritel inti November 2015 melesat dari 0,1% ke level 0,4%. Disusul data PPI tumbuh 0,3% dari sebelumnya minus 0,4%, lalu penjualan ritel yang naik dari 0,1% ke level 0,2%, PPI inti yang juga ikut terbang ke level 0,3% dari sebelumnya minus 0,3%. Terakhir prelim UoM consumer sentimen yang juga terangkat dari 91,3 ke level 91,8.
Hanya saja yang menjadi batu sandungan USD adalah data prelim UoM Inflation Expectations AS November 2015 yang turun dari 2,7% ke level 2,6%.
Vidi Yuliansyah, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menuturkan meski pandangan ekonomi Bank of England (BOE) negatif beberapa waktu lalu, namun terkikisnya USD memicu rebound pasangan GBP/USD.
Memang sterling juga terbantu oleh beberapa data ekonomi yang positif. Sebut saja produksi konstruksi yang naik dari 0,0% ke level 0,2% lalu ekspektasi inflasi yang terjaga di level 2,0%. “Itu juga mengangkat sterling saat kondisi USD koreksi,” kata Vidi. Memang pada Jumat (11/12) index USD merosot 0,38% ke level 97,56 dibanding hari sebelumnya.
Karena jika berkaca dari fundamental sterling saat ini pun sedang tertekan. "Outlook BOE negatif dan memicu dugaan pasar peluang kenaikan suku bunga tertunda hingga 2017 mendatang," jelas Vidi. Padahal sebelumnya, pasar memprediksi kenaikan suku bunga BOE bisa terjadi pada akhir kuartal dua 2016.
Saat ini pasar bersikap awas, sebabnya pekan depan baik BOE dan The Fed akan menanti data inflasi. "Inflasi itu indikasi peluang perbaikan moneter," tambah Vidi. Jika membaik, peluang kenaikan suku bunga akan terbentang mulus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News