kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Starlink Beroperasi di Indonesia, Kinerja Sarana Menara (TOWR) Diramal Tetap Tumbuh


Selasa, 04 Juni 2024 / 22:11 WIB
Starlink Beroperasi di Indonesia, Kinerja Sarana Menara (TOWR) Diramal Tetap Tumbuh
ILUSTRASI. Perusahaan menara dan infrastruktur telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten menara PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) diprediksi tumbuh positif pada tahun 2024. Sekadar mengingatkan, pendapatan, pendapatan dan laba bersih TOWR meningkat masing-masing 6% di kuartal pertama 2024.

Analis Sucor Sekuritas Christofer Kojongian mengatakan bahwa bisnis non-menara juga terus menjadi mesin pertumbuhan utama bagi TOWR. Bisnis non-menara tumbuh 19% YoY menjadi Rp 965 miliar.

Kenaikan bisnis nonmenara didorong oleh lonjakan signifikan dalam bisnis FTTH menjadi Rp 118 miliar dari sebelumnya Rp 11 miliar. Sedangkan pertumbuhan bisnis FTTT mencapai 13%. Adapun kontribusi pendapatan non-menara kini sudah mencapai 31,7%.

"Kami memproyeksikan bisnis FTTH dan FTTT akan tumbuh kuat pada tahun 2024 ini, mengikuti target agresif perusahaan untuk mencapai 200.000 km fiber. Kami juga memproyeksikan pendapatan non-menara akan berkontribusi sebesar Rp 3,7 triliun atau naik 11% YoY," kata Christofer, dalam riset tanggal 6 Mei 2024.

Baca Juga: Inilah Jejaring Bisnis Petinggi Starlink Indonesia, Punya Saham di CIMB Niaga (BNGA)

Tak hanya itu, Christofer melihat adanya potensi pertumbuhan yang kuat dari bisnis menara dengan 500 pesanan menara baru di sisa tahun ini. Hal ini akan menghasilkan pendapatan bisnis menara yang lebih kuat sebesar Rp 8,8 triliun atau naik 5% yoy pada tahun 2024.

Oleh karena itu, dia memproyeksikan laba bersih TOWR juga akan tumbuh kuat sebesar 12% dan 6% di tahun 2024-2025 menjadi masing-masing Rp 3,6 triliun dan Rp 3,9 triliun.

"Ditambah segmen non-menara TOWR yang berkembang pesat dan ekspansi berkelanjutan di MNO di luar Jawa akan menjadi pendorong pertumbuhan utama untuk kinerja TOWR dalam jangka menengah," kata dia.

Namun dia menjelaskan bahwa ada beberapa risiko negatif yang mungkin menghampiri TOWR ke depannya, salah satunya yakni rendahnya pertumbuhan sewa dan tekanan pada tarif sewa. 

Untuk diketahui, rasio penyewaan TOWR terus menurun menjadi 1,74x pada kuartal pertama 2024 dari 1,78x pada tahun 2023. Jumlah penyewa berkurang sebanyak 114 penyewa atau turun 0,2% QoQ menjadi 54.170tenant.

Baca Juga: EXCL Caplok Layanan B2C Milik Linknet (LINK), Gelontorkan Dana Rp 1,87 Triliun

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, prospek kinerja TOWR masih bagus di tahun ini, karena kinerja di kuartal I-2024 tercatat cukup memuaskan. Selain itu, pesanan menara baru dan laba bersih yang meningkat menjadi sentimen positif untuk mendorong kinerja Sarana Menara.

"Hanya saja perlu menjadi catatan ke depannya sentimen negatif di industri menara ini yaitu, terkait persaingan yang ketat, fluktuasi nilai tukar rupiah dan kondisi suku bunga yang tinggi, karena rasio utang cukup tinggi," kata Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (4/6). 

Sukarno mengatakan, Starlink, produk internet milik Space X, yang resmi beroperasi di Indonesia, berpotensi menjadi pesaing yang andal bagi emiten menara dan telekomunikasi. Pasalnya, Starlink memiliki layanan di wilayah terpencil dan harga paketnya terbilang murah dengan kecepatan tinggi.

"Jadi dampak adanya Starlink terhadap kinerja TOWR yakni salah satunya menjadi pesaing dalam menyediakan layanan internet. Sedangkan sisi peluangnya, jika Starlink dapat membuka kerjasama baru dengan TOWR," kata dia.

Untuk itu, dia mengatakan bahwa kerja sama tersebut harus dilakukan agar bisa saling menguntungkan. Hal ini terkait cakupan wilayah Starlink yang sampai ke area remote dan disertai peningkatan permintaan akan smartphone dan akses internet.

Sukarno berharap, ke depannya, emiten telko harus bisa memanfaatkan momentum kecepatan inovasi teknologi informasi agar bisa terus bersaing di pasar. Kehadiran Starlink dianggap bisa jadi sentimen positif agar para emiten lebih cepat berinovasi untuk menjawab kebutuhan pasar.

Baca Juga: Merger EXCL dan FREN Berefek Positif Buat TOWR dan MTEL, Starlink Enggak Berpengaruh

Sementara itu, Analis Mirae Aset Sekuritas Indonesia Won Junghoon menilai kehadiran Starlink sejatinya diperuntukkan bagi segmen business to business (B2B) bukan untuk ritel. 

Dia mencontohkan seperti di Malaysia dan Filipina, meskipun sudah ada Starlink tetapi operator di kedua negara tersebut masih tetap bisa menjaga pangsa pasar.

"Jadi tidak ada yang terimbas walaupun adanya Stalink di Indonesia. Justru, para emiten bisa menangkap peluang dengan bekerja sama dengan Starlink untuk menyasar daerah 3T atau IKN," kata Junghoon.

Namun dia mengatakan bahwa potensi masuknya Starlink ke Indonesia yang dipublikasikan secara luas telah melemahkan sentimen investor terhadap sektor infrastruktur telekomunikasi. Akan tetapi, contoh dari negara maju seperti Amerika Serikat menunjukkan bahwa masuknya Starlink tidak berdampak secara signifikan terhadap kinerja perusahaan menara telekomunikasi.

Hal ini karena Starlink dan perusahaan menara bukanlah kompetitor langsung, melainkan saling melengkapi satu sama lain dengan memenuhi kebutuhan yang berbeda. Untuk itu, menurutnya, masuknya Starlink ke Indonesia tidak begitu berdampak terhadap kinerja TOWR di tahun ini.

Junghoon merekomendasikan buy atau beli untuk TOWR dengan target harga Rp 950 per saham. Sedangkan Sukarno merekomendasikan trading buy untuk TOWR dengan target harga Rp 730-Rp 750 per saham. Christofer juga merekomendasikan buy saham TOWR dengan target harga Rp 1.500 per saham. 

Selanjutnya: HSBC Indonesia Memberikan Green and Social Loan Sebesar USD 30 juta kepada eFishery

Menarik Dibaca: Honda Beat 2024 dengan Fitur Smart Key, Ini Harga Jualnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×