Reporter: Harry Febrian | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Emas kembali berkilau. Inflasi China yang lebih rendah daripada perkiraan, serta prediksi kenaikan klaim pengangguran di Amerika Serikat (AS), meningkatkan spekulasi tentang aksi otoritas moneter untuk mendorong perekonomian global.
Kontrak aktif emas naik 0,4%, Kamis (9/8) pukul 12:39 WIB, menjadi US$1.618,80 per ons troi. Itu harga tertingginya sejak 31 Juli lalu. Namun harga itu kembali melandai menjadi US$1.614,15 per ons troi pada pukul 16.00 WIB. Di Comex, kontrak pengiriman emas untuk Desember 2012, menguat 0,3% menjadi US$1.620,30 per ons troi.
Biro Statistik Nasional China mengumumkan tingkat inflasi untuk Juli naik 1,8% year-on-year. Itu merupakan angka terendah sejak Januari 2010. Di sisi lain, producer prices turun 2,9%. Dua angka itu mengonfirmasi pelemahan ekonomi di China.
Survei Bloomberg memperkirakan, klaim pengangguran di AS akan meningkat dari 365.000 menjadi 370.000. "Bayang-bayang quantitative easing ada di balik kenaikan harga emas," kata David Lennox, resource analyst di Fat Prophets, ke Bloomberg.
Harapan tentang QE tahap ketiga tersulut lagi pada 1 Agustus lalu. Saat itu, Federal Reserves menyatakan akan menambah stimulus jika diperlukan untuk mendongkrak pertumbuhan dan memangkas tingkat pengangguran yang sudah berada di level 8%.
Head of Analysts Askap Futures, Suluh Wicaksono, memprediksi, emas akan bertahan di atas US$1.600 per ons troi. Harga yang sudah menembus moving average 100 hari, indikasikan trend mulai positif. Stochastic sebesar 27%, merupakan indikasi potensi rebound. "Dalam sebulan, emas akan berada di kisaran US$ 1.604 sampai US$ 1.632," ujar Suluh.
Dalam laporan risetnya, Head of Research & Analysis Division Monex Investindo, Ariston Tjendra, menilai, penguatan dapat berlanjut, jika emas mampu melampaui resistance, yaitu US$ 1.618 per ons troi. "Targetnya US$1.625," kata Ariston.
Selama masih di bawah resistance, emas akan bergerak sideways. Proyeksi Ariston, untuk sepekan ini, emas berada dalam kisaran US$ 1.587 hingga US$ 1.625 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News