Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Indeks utama Wall Street menguat pada Selasa (23/12/2025), dengan indeks S&P 500 mencatat rekor penutupan baru.
Seiring data ekonomi yang menunjukkan pertumbuhan kuat dan mendorong imbal hasil obligasi naik, sehingga saham-saham pertumbuhan kembali menjadi sorotan investor.
Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 79,73 poin atau 0,16% ke 48.442,41, S&P 500 bertambah 31,30 poin atau 0,46% ke 6.909,79, dan Nasdaq Composite naik 133,02 poin atau 0,57% ke 23.561,84.
Baca Juga: Wall Street Bergerak Tipis Setelah Data Ekonomi AS Lebih Kuat dari Perkiraan
Indeks saham pertumbuhan S&P 500 naik 0,8%, sedangkan indeks saham nilai relatif stagnan.
Saham terkait kecerdasan buatan (AI) kembali menguat setelah pelemahan pekan lalu akibat kekhawatiran valuasi dan tingginya belanja modal perusahaan AI.
Nvidia menjadi pendorong terbesar indeks S&P 500 dengan kenaikan 3%, sementara Amazon, Alphabet, dan Broadcom masing-masing naik lebih dari 1%.
Departemen Perdagangan AS melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 4,3% secara tahunan pada kuartal ketiga, tercepat sejak kuartal ketiga 2023 dan jauh di atas perkiraan 3,3% dari ekonom yang disurvei Reuters.
Pertumbuhan ini ditopang oleh belanja konsumen yang kuat.
Baca Juga: Peluang IHSG Tembus 9.000 Kian Tipis, Fokus Pasar Bergeser ke Area Support
Data ini sebelumnya tertunda akibat penutupan pemerintah selama 43 hari.
Analis memperkirakan pertumbuhan kuartal keempat akan melambat, namun hasil kuartal ketiga mendorong pasar untuk menilai kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada Januari menjadi lebih kecil, sementara imbal hasil obligasi jangka pendek naik.
Stephen Massocca, Senior Vice President di Wedbush Securities mengatakan, “Pasar obligasi kurang menyukai kabar ini.
Ketika pertumbuhan ekonomi naik, saham-saham pertumbuhan cenderung naik, sementara sektor seperti makanan, kimia, minyak dan gas, atau kredit swasta justru menghadapi tekanan jika suku bunga tetap tinggi.”
Meski pertumbuhan kuat, indikator lain menunjukkan sisi ekonomi yang lebih lemah, termasuk menurunnya kepercayaan konsumen di Desember akibat kekhawatiran terhadap pekerjaan dan pendapatan.
Baca Juga: Harga Perak Tembus US$ 70, Emas Cetak Rekor Baru di Tengah Pelemahan Dolar
Produksi pabrik pada November tidak berubah setelah sebelumnya turun pada Oktober.
Sebagai informasi, ketiga indeks utama AS berada di jalur untuk mencatat kenaikan tahunan ketiga berturut-turut, sementara S&P 500 dan Dow Jones berpotensi mencatat kenaikan delapan bulan berturut-turut.
Kenaikan ini turut memicu harapan terjadinya "Santa Claus rally," fenomena musiman di mana S&P 500 cenderung naik pada lima hari perdagangan terakhir tahun ini dan dua hari pertama Januari.
Tahun ini periode tersebut dimulai Rabu (24/12) dan berlangsung hingga 5 Januari 2026.
Baca Juga: Gelar RUPSLB, Waskita Karya (WSKT) Rombak Jajaran Pengurus
Volume perdagangan relatif ringan dan diperkirakan akan semakin menipis seiring liburan Natal.
Pasar saham AS akan ditutup lebih awal pukul 13.00 ET (18.00 WIB) pada Rabu dan tutup penuh pada Kamis untuk Hari Natal.
Selanjutnya: IHSG Melemah Jelang Natal, Intip Rekomendasi Saham Hari Ini (24/12)
Menarik Dibaca: Ini Dia, Tiga Persoalan Gigi Ini Paling Sering Ditemui oleh Dokter Gigi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













