kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SMRU berniat bangun fasilitas peleburan mangan


Sabtu, 23 Juni 2012 / 07:09 WIB
ILUSTRASI. Seseorang yang mengalami serangan jantung akan merasakan nyeri di bagian dada dan bagian tubuh lainnya. (Tribun Jateng/ Hermawan Handaka)


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT SMR Utama Tbk (SMRU) berniat meningkatkan nilai tambah produknya. SMRU bersiap membangun unit peleburan (smelter) mangan, berkapasitas 6.000 ton per bulan.

Adi Wibowo Adisaputro, Direktur SMRU menuturkan, nilai investasi smelter berkisar US$ 8 juta-US$ 10 juta. "Kami masih mengkaji sumber pendanaan," kata Adi dalam paparan publik, Jumat (22/6).

SMRU tengah mengajukan izin pembangunan fasilitas peleburan mangan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). SMRU juga bernegosiasi dengan PT PLN, terkait pengadaan listrik untuk smelter.

SMRU berharap dua proses itu selesai dalam waktu dekat. Soalnya, SMRU ingin mulai membangun smelter pada akhir tahun ini dan ditargetkan rampung pada 2014.

Selain membangun smelter sendiri, SMRU menjajaki kemungkinan bekerjasama dengan pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP) lain. Tapi Adi belum menyebut nama calon mitranya.

Niat SMRU merambah bisnis peleburan merupakan respons atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 7/2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral. Aturan itu mengharuskan perusahaan tambang memproses hasil operasinya, hingga memiliki nilai tambah.

Mangan yang sudah dilebur, memiliki harga lebih tinggi daripada mangan mentah. "Harga yang sudah dilebur bisa 3 kali-4 kali lebih tinggi daripada mangan biasa," ujar Adi. Kini, harga mangan yang belum diolah berkisar Rp 1,7 juta-Rp 1,8 juta per ton.

Untuk mengamankan kegiatan peleburan smelter, tentu SMRU harus terus menambah produksi serta cadangan mangan yang dimiliki.
SMRU tengah menjajaki kemungkinan mengakuisisi IUP mangan untuk meningkatkan cadangan yang kini 3,7 juta ton. SMRU sejatinya ingin menaikkan produksi mangan dua kali lipat daripada tahun lalu, sebanyak 29.026 ton. Dengan mengerek produksi, SMRU berharap penjualan mangan mencapai 58.700 ton, atau naik dua kali lipat daripada realisasi tahun lalu.

SMRU tak terlalu bernafsu memacu produksi dan penjualan mangan karena harga jual rata-rata mangan menurun dalam beberapa bulan terakhir. Tahun lalu, SMRU bisa menjual mangan seharga Rp 2,4 juta per ton. Harga mangan, kini, berkisar Rp 1,7 juta ton hingga Rp 1,8 juta ton. "Kami ingin batasi dulu penjualan sembari menunggu harga jual membaik," kata Adi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×