Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Usaha PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) mencari pendanaan baru sudah mendapat titik cerah. Hendra Surya, Direktur Utama Golden Eagle menuturkan, pihaknya sedang memfinalisasi negosiasi dengan satu bank lokal terkait perjanjian pinjaman tersebut.
"Dalam waktu dekat diharapkan sudah bisa signing," kata Hendra kepada KONTAN, Rabu (14/11). Emiten saham ini lebih memprioritaskan mencari pinjaman dari bank lokal.
Sebab, prosedur maupun biaya keuangan (cost of fund) perjanjian pinjaman dengan bank lokal dinilai lebih mudah dan efisien ketimbang bank asing. Sayangnya, manajemen Golden Eagle sendiri belum bisa menginformasikan jumlah pasti fasilitas pinjaman yang akan diperoleh dari bank lokal tersebut.
Hendra menyatakan, sedang mencari pinjaman US$ 25 juta - US$ 30 juta. Dana tersebut digunakan, menopang anggaran ekspansi tambang milik cucu usaha SMMT yaitu PT Triaryani. Kebutuhan dana Triaryani sebenarnya US$ 35 juta-US$ 45 juta. Nantinya, selain dari pinjaman, Golden Eagle akan menutupinya dari kas internal.
Dana tersebut akan digunakan eksploitasi tambang Triaryani pada 2013. Tambang ini memiliki sumberdaya batubara besar yaitu 384 juta ton berdasarkan joint ore reserve committee (JORC).
Sementara, cadangan batubara Triaryani diperkirakan 242 juta ton berdasarkan JORC. Namun, status tambang Triaryani masih dalam tahap pengembangan dan belum berproduksi. "Ekspansi tersebut akan dilakukan bertahap sehingga kami juga harus pandai menggunakan seluruh sumber keuangan agar tepat waktu dengan proyek ekspansi di tambang Triaryani," ujar Hendra.
Golden Eagle merencanakan tambang Triaryani bisa memproduksi 1 juta ton batubara di tahun 2013. Jumlah produksi tersebut ditargetkan naik menjadi 5 juta ton batubara dalam empat tahun.
Tambang Triaryani merupakan satu dari dua tambang batubara yang dimiliki Golden Eagle. Saat ini, Golden Eagle menguasai satu konsesi pertambangan di Kalimantan Timur yang dikelola PT Internasional Prima Coal (IPC).
Namun, kepemilikan saham IPC tidak seluruhnya dimiliki oleh Golden Eagle melainkan dibagi dua bersama PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA). Berdasarkan evaluasi internal, tambang IPC memiliki sumberdaya sebanyak 27 juta ton batubara. Sementara cadangan batubara tambang IPC diperkirakan sebanyak 11 juta ton.
Tambang IPC sudah berproduksi sejak 2010. Fasilitas dan infrastruktur di tambang IPC juga sudah memadai sehingga Golden Eagle tidak perlu mengucurkan investasi.
Tambang IPC sudah memproduksi batubara 560.000 ton di 2011. Target SMMT, tahun ini tambang IPC bisa memproduksi batubara 1 juta ton dan bisa meningkat menjadi 2 juta ton dalam dua tahun. Rabu (14/11), harga SMMT menguat 0,75% ke Rp 3.375 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News