kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SMGR meraup laba bersih Rp 1,01 triliun


Selasa, 01 Mei 2012 / 07:18 WIB
SMGR meraup laba bersih Rp 1,01 triliun
ILUSTRASI. Kawasan industri terintegrasi. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. PT Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR) mengawali tahun 2012 dengan baik. Selama kuartal I-2012, emiten plat merah itu, meraih laba bersih senilai
Rp 1,01 triliun, tumbuh 16,09% year-on-year (yoy).

Pertumbuhan laba bersih ditopang oleh kenaikan pendapatan. Di tiga bulan pertama 2012, SMGR berhasil meraih pendapatan bersih Rp 4,28 triliun, naik 20,55% dari periode yang sama di 2011.

Ahyanizzaman, Direktur Keuangan SMGR, menuturkan, pertumbuhan kinerja keuangan setidaknya disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, SMGR berhasil meningkatkan penjualan semen 14% yoy menjadi 5 juta ton.

Pertumbuhan volume itu sebenarnya masih di bawah industri nasional yang meningkat sekitar 15%. Maklum, kapasitas produksi semen SMGR masih terbatas karena dua pabrik barunya yang berada di Tuban dan Tonassa belum berproduksi maksimal. "Walau ketinggalan dari industri, kenaikan volume tetap menjadi penopang utama kinerja kami," kata Ahyanizzaman, Senin (30/4).

Kedua, kenaikan harga jual semen. Selama kuartal I-2012, harga jual semen diperkirakan tumbuh 3%-4% dari tahun sebelumnya. Kendati tidak tinggi, kenaikan harga turut membantu pertumbuhan pendapatan dan laba.

Ketiga, penghematan biaya energi dan logistik. Sejak tahun lalu, pengelola SMGR beralih dari batubara kalori tinggi (high-range coal) ke batubara kalori rendah (low-range coal).

Untuk menunjang shifting bahan bakar, SMGR membangun coal-mill di pabrik Tuban, dengan nilai investasi sekitar Rp 120 miliar-Rp 150 miliar. SMGR menyatakan, menghemat biaya batubara sekitar US$ 1 -US$ 2 per ton.
SMGR berencana membangun coal-mill baru di dua pabrik lainnya, yaitu Padang dan Tonasa. Tujuannya, meningkatkan dampak shifting terhadap kinerja.

Bentuk efisiensi logistik adalah membangun pabrik pengepakan (packing plant) di beberapa daerah. Fasilitas itu memungkinkan SMGR mengirim semen dalam bentuk curah, untuk kemudian dikemas di packing plant. "Strategi ini masih kecil dampaknya, tapi mulai berdampak positif," ujar Ahyanizzaman.

Pada Senin (30/4), harga SMGR ditutup melemah 1,22% menjadi Rp 12.150 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×