Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) sudah mulai melakukan penjajakan pasar untuk menjual hasil produksi smelter timah hitam atau timbal (Pb) anyar di di Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.
Direktur ZINC, Evelyne Kioe mengatakan, ZINC sedang dalam pembicaraan dengan calon pembeli untuk hasil produksi smelter tersebut. “Untuk calon buyer kami beberapa dari buyer yang sudah ada sebelumnya,” ujar Evelyne kepada Kontan.co.id (24/12).
Smelter timbal baru di Pangkalan Bun dioperasikan melalui anak usaha ZINC, yakni Kapuas Prima Citra. Proses pembangunan smelter timbal ZINC di Pangkalan Bun sudah dimulai sejak tahun 2016 lalu dan sudah rampung belum lama ini. Total Biaya investasi smelter ini berjumlah sekitar US$ 15 juta.
Kapasitas output produksi timbal dari smelter timah hitam Pangkalan Bun ditargetkan mencapai 20.000 ton bullion per tahun. Dengan jumlah produksi tersebut, ZINC memperkirakan bisa meraup tambahan pendapatan sekitar US$ 60 juta - US$ 80 juta.
Baca Juga: Kapuas Prima Coal (ZINC) akan lunasi obligasi jatuh tempo, begini kesiapannya
Berdasarkan proyeksi ZINC, hasil produksi smelter timbal Pangkalan Bun bisa mencapai sekitar 12.000 – 15.000 ton bullion di tahun 2022. “Terkait dengan target pasar untuk produk timbal hasil hilirisasi ini diharapkan dapat diserap di dalam negeri dan juga di pasar ekspor seperti negara China,” ujar Evelyne.
Selain smelter timbal yang telah selesai dibangun, ZINC juga sedang membangun smelter untuk seng (Zn). Per kuartal III 2021 lalu, kemajuan pembangunan smelter tersebut sudah mencapai 82.89%. Harapan ZINC, smelter untuk seng ini bisa mulai beroperasi pada Kuartal I-2023 dengan kapasitas produksi mencapai 30.000 ton ingot per tahun.
Sepanjang Januari-September 2021 lalu, ZINC membukukan penjualan sebesar Rp 612,6 miliar atau naik 61,0% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020. Seturut penjualan yang meningkat, laba tahun berjalan ZINC ikut mendaki 148,0% secara tahunan atawa year-on-year (yoy) dari semula Rp 26,4 miliar pada Januari-September 2020 menjadi Rp 65,44 miliar pada Januari-September 2021 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News