kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Skema baru penjualan ORI 009


Rabu, 18 Juli 2012 / 09:22 WIB
Skema baru penjualan ORI 009
ILUSTRASI. Angkatan Bersenjata Bolivarian Nasional menghadiri konferensi pers Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino Lopez di Caracas, Venezuela 14 Agustus 2017.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Anda yang akan menambah portofolio obligasi negara ritel (ORI), simak baik-baik rencana terbaru pemerintah. Saat ini, pemerintah tengah mengotak-atik skema penjualan ORI terbaru, 009, Pemerintah berniat menerapkan masa pelepasan investor perdana (holding period) dan mengurangi batas pembelian.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Loto S. Ginting, menuturkan, aturan yang tengah dikaji adalah: pertama melarang investor menjual ORI sampai pemberian kupon pertama, atau satu bulan setelah terbit.

Sebelumnya, investor boleh langsung menjual ORI setelah masuk pasar sekunder. "Orientasinya untuk investasi sehingga investor tidak serta merta menjual," ujar Loto kepada KONTAN.

Kedua, pemerintah akan memperkecil maksimal pembelian ORI menjadi Rp 2,5 miliar, dari Rp 3 miliar. Pemerintah berharap, aturan baru itu akan memperbesar investor ritel. "Kami mengutamakan investor yang benar-benar ingin berinvestasi di ORI," tegas Loto. Profil investor ORI saat ini sudah beragam, mulai dari pegawai negeri sipil (PNS), swasta sampai ibu rumah tangga .

Menurut Loto, kedua rencana aturan itu memang belum pasti akan berlaku. Bisa saja salah satu saja yang akan menjadi aturan. "Arahnya saat ini ke skema minimum holding period," ujar dia. Target pemerintah, skema penjualan ORI 009 itu akan keluar sebelum bulan Oktober 2012.

Herdi Ranuwibowo, Head of Debt Capital Market PT Trimegah Securities menjelaskan, skema baru ini bisa menambah basis investor. Investor ritel juga bisa menikmati capital gain dari ORI ini. Selain itu, ORI juga digemari investor institusi.

Namun skema baru membutuhkan sosialisasi agar agen penjual bisa menjual sesuai target. "Kami yakin bisa meyakinkan investor ritel. Sulit awalnya, tapi kami optimistis," ujar Herdi. Namun, skema baru itu akan mempengaruhi penyerapan ORI.

Budi Susanto, Kepala Riset Pasar Surat Utang Danareksa Sekuritas menjelaskan, pihaknya sudah menyosialisasikan rencana tersebut ke sebagian investor. "Karena minimum holding period hanya satu kali kupon, mereka bisa menerima. Kami tetap optimistis bisa menjual ORI dengan maksimal," ujar dia.

Menurutnya, rencana ini juga positif bagi pemerintah, karena bertujuan menjaring investor yang memiliki horizon investasi jangka panjang. "Kami sudah berdialog dengan investor. Mungkin ada pengaruh ke penjualan, tetapi tidak signifikan," kata dia.

Rudiyanto, pengamat pasar modal juga yakin aturan ini berdampak positif bagi investor ritel. "Ini juga demi menghindari kecurangan perusahaan menitip ke investor ritel," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×