Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspektasi penurunan suku bunga Amerika Serikat, Fed Fund Rate (FFR) yang kian jelas mengangkat harga obligasi dan kinerja reksadana pendapatan tetap dan campuran yang memiliki aset obligasi.
Berdasarkan data Infovesta Utama, per Jumat (21/6), seluruh indeks reksadana berhasil catatkan kinerja positif sepekan lalu. Indeks reksadana campuran menjadi indeks yang mencatat return mingguan tertinggi dengan naik 0,95%. Sedangkan, di urutan kedua indeks reksadana pendapatan tetap memperoleh imbal hasil mingguan sebesar 0,85%.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kinerja reksadana yang memiliki aset obligasi berkinerja positif karena Bank Indonesia (BI) juga diekspektasikan akan menurunkan suku bunga acuannya.
Jika BI mempertahankan tingkat suku bunga di 6% hingga akhir tahun, Wawan memproyeksikan, kinerja reksadana pendapatan tetap bisa tumbuh 7%-8% di tahun ini. Sementara, jika BI menurunkan suku bunga di 5,5% maka return reksadana pendapatan tetap yang bisa diperoleh 9%-10%. Sedangkan, jika BI ekstrim menurunkan suku bunga ke level 5% maka pertumbuhan kinerja reksadana pendapatan tetap bisa tumbuh di atas 10%.
Dengan begitu, kinerja reksadana campuran yang juga memiliki aset obligasi juga akan terkerek positif.
Kendati sempat terkoreksi di awal pekan lalu, indeks reksadnaa saham juga berhasil bangkit dan menutup kinerja pekan lalu dengan return positif sebesar 0,32%.
Hingga akhir tahun, Wawan tetap optimistis kinerja reksadana saham bisa tumbuh 10%. Sentimen positifnya pun sama, yaitu penurunan suku bunga.
Selain itu, Wawan memproyeksikan setelah keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai pemilihan Presiden 2019 final, maka fokus investor akan bergeser pada rencana kerja Jokowi.
"Sektor-sektor yang diproyeksikan akan diuntungkan dengan program kerja pemerintah bisa membuat pasar saham kembali bergairah dan diburu investor dan tren pasar saham bisa kembali bullish," kata Wawan, Senin (24/6).
Sedangkan, indeks reksadana pasar uang tumbuh terbatas dan mengakhiri minggu lalu dengan imbal hasil sebesar 0,10%.
Sejak awal tahun hingga Jumat (21/6), kinerja reksadana pendapatan tetap memimpin kinerja dengan tumbuh paling tinggi sebesar 4,97%. Menyusul kinerja reksadana campuran tumbuh 3,11%. Sedangkan kinerja reksadana pasar uang tumbuh stabil di 2,47%. Sementara, reksadana saham masih berusaha memperbaiki kinerja yang masih minus 2,27%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News