Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan harga batubara sepertinya masih berlanjut hingga pekan depan. Sejumlah indikator teknikal juga memberi sinyal koreksi akan berlanjut. Pergerakan harga batubara itu masih sulit membaik di tengah rencana kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).
“Harga diproyeksikan sedikit melemah,” ujar Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures kepada Kontan.co.id, Jumat (16/3). Menurutnya saat ini harga masih berada di atas garis moving average (MA) 50 dan MA 100 yang mengindikasikan penguatan dalam jangka pendek dan jangka menengah.
Tapi untuk jangka panjang harga masih berpotensi mengalami koreksi karena berada di bawah garis MA 200. Kemudian indikator moving average convergence divergence (MACD) juga bergerak di area negatif. Indikator stochastic di level 0% dan indikator relative strength index (RSI) di level 32,11%.
Berbekal indikator tersebut, Wahyu menebak pada Senin (19/3) harga bisa berada di kisaran US$ 91,50–US$ 92,40 per metrik ton. Kemudian sepekan berikutnya di rentang US$ 88–US$ 95 per metrik ton.
Sementara Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka melihat pekan depan harga tertekan menanti keputusan The Fed menaikkan suku bunga acuannya. Bahkan ia menembak harga bisa berada dibawah level US$ 90 per metrik ton. “Senin (19/3) kemungkinan mendekati US$ 90 per metrik ton di kisaran US$ 89,10 – US$ 92,30 per metrik ton dan sepekan berikutnya di area US$ 87,50 – US$ 92,60 per metrik ton,” tutupnya.
Pada penutupan perdagangan Jumat (16/3), harga batubara kontrak pengiriman Mei 2018 tercatat melemah 0,59% ke level US$ 91,90 per metrik ton. Dalam sepekan, harga batubara tergerus 1,87%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News