Sumber: Kontan | Editor: Cipta Wahyana
JAKARTA. Portofolio investasi Singapura di Indonesia bertambah satu lagi. Kali ini yang menjadi sasaran adalah PT Bank Tabungan Negara (BTN). Perusahaan investasi Pemerintah Singapura, Government Investment Corporation (GIC), bakal membeli 5,4% saham bank pelat merah itu.
GIC akan membeli saham BTN melalui proses penjualan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) BTN. Dalam hajatan ini, BTN melepas 2,36 miliar saham atau 27,08% saham ke investor publik. Harga penawarannya adalah Rp 800 per saham. Artinya, BTN bisa meraup duit sekitar Rp 1,89 triliun dari penjualan saham ini.
Evi Firmansyah, Wakil Direktur Utama BTN mengungkapkan, seperlima jumlah saham BTN yang dilepas ke publik memang diborong GIC. Berarti, jumlahnya sekitar 472 juta saham atau 5,4% dari total saham BTN. "GIC menguasai jatah saham untuk pasar internasional," katanya kepada KONTAN, kemarin (9/12). Sedangkan mayoritas jatah saham untuk investor domestik dibeli PT Jamsostek.
Sekedar catatan, BTN memang mengalokasikan jatah saham untuk investor lokal lebih besar ketimbang investor asing. Komposisinya adalah 60% berbanding 40%.
Evi menjelaskan, para investor asing yang membeli saham BTN sebagian besar berasal dari Singapura, Malaysia, dan Hong Kong. "Saat kami road show ke luar negeri, sampai di Hong Kong saja, sebenarnya saham BTN sudah habis," imbuhnya. Asal tahu saja, selama sepekan lebih pada November lalu, BTN menggelar road show untuk menjajaki minat para investor di Asia dan Eropa.
Belum ada komitmen
Namun, Evi buru-buru mengatakan, pembelian saham BTN oleh GIC tidak disertai komitmen apa pun. "Pembelian ini hanya untuk portofolio mereka," ujarnya. Selain itu, dia mengaku belum tahu persis jumlah saham yang dibeli GIC.
Kepala Riset Mega Capital Indonesia Danny Eugene menilai, salah satu pesona BTN adalah kredit perumahan yang menjadi spesialisasi perusahaan ini. BTN memegang pangsa pasar kredit perumahan di Indonesia sekitar 23%-30%. "Permintaan perumahan jauh lebih besar daripada penawaran rumah," katanya.
Sekadar tambahan informasi, GIC adalah perusahaan investasi milik Singapura selain Temasek, yang rajin membeli portofolio saham dan aset di seluruh dunia. Berdiri sejak 1981, GIC menanamkan investasinya di sektor keuangan, properti, pertambangan, dan infrastruktur.
Perusahaan ini pernah membeli saham PT Adaro Energy Tbk saat IPO.
Aset GIC pernah mencapai US$ 330 miliar, namun tergerus krisis global pada akhir tahun lalu. Kini, asetnya sekitar US$ 100 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News