Reporter: Abdul Wahid Fauzi, Anna Suci Perwitasari, Yuwono Tri | Editor: Edy Can
JAKARTA. Rencana sinergi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) memasuki babak baru. Perusahaan telekomunikasi pelat merah ini kemungkinan akan berbagi rata kepemilikan saham dengan PT Bakrie & Brothers (BNBR) di BTEL.
Menurut sumber yang dikutip dari Reuters, setelah sinergi TLKM dan BNBR masing-masing akan menguasai 30% dan sisanya menjadi kepemilikan publik. Per 4 Juni lalu, kepemilikan BNBR di BTEL sebanyak 16,85% dan publik menguasai 69,75% saham.
Jika skenario ini benar, setelah Flexi masuk maka kapitalisasi pasar BTEL akan meningkat menjadi Rp 9 triliun atau US$ 997,2 juta. Soalnya, kata sumber tersebut, saat ini kapitalisasi pasar BTEL mencapai US$ 520 juta. Sementara sampai kuartal I-2010, total aset BTEL sebesar Rp 11,43 triliun. Dari total aset ini, sekitar Rp 1,73 triliun berbentuk aset lancar dan Rp 9,7 triliun merupakan aset tak lancar.
Masih kata sumber tersebut, dalam waktu dekat ini TLKM dan BNBR akan menandatangai perjanjian kerjasama itu. Maklum, rencananya BTEL akan melakukan rights issue atau penerbitan saham baru pada Agustus nanti.
Tanri Abeng membenarkan
Presiden Komisaris TLKM Tanri Abeng membenarkan kabar tersebut. "Kami bisa memiliki porsi yang sama dengan BNBR, yakni 30%," katanya, kepada KONTAN, kemarin (24/6).
Namun, Tanri bilang persentase kepemilikan saham itu masih dalam tahap negosiasi dan sangat tergantung dari valuasi aset yang dimiliki Telkom Flexi. "Yang pasti sinergi ini harus win-win solutions," ungkapnya.
Mantan presiden direktur di grup Bakrie itu menambahkan, TLKM akan masuk ke BTEL melalui penerbitan saham baru. Cara seperti itu, lanjut Tanri, merupakan hal biasa. Apalagi tujuan rights issue untuk meningkatkan kapitalisasi saham BTEL. Sayang, komisaris utama yang telah habis masa jabatannya di TLKM ini enggan membeberkan jumah saham baru yang akan diterbitkan BTEL.
Tanri juga mengatakan, untuk memuluskan rencana tersebut, TLKM dan BNBR akan melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama. "Mungkin saja pekan depan, sebab pembicaraan ini sudah dilakukan sejak dua tahun lalu," pungkasnya.
Sayang, KONTAN tidak berhasil meminta keterangan dari manajemen BNBR. Direktur Keuangan BNBR Eddy Soeparno dan Presiden Direktur BNBR Bobby Gafur Umar tidak membalas pesan singkat dan panggilan seluler yang dilayangkan KONTAN.
Sementara TLKM belum mau banyak berkomentar soal ini. "Saya belum tahu, semua masih dalam pembicaraan," ujar Direktur Keuangan TLKM Sudiro Asno, saat KONTAN mengonfirmasi soal skema sinergi tersebut, kemarin.
Kepala Riset PT Recapital Securities Pardomuan Sihombing mengatakan kemungkinan TLKM akan berusaha menjadi mayoritas di perusahaan hasil sinergi itu. "Bisnis Flexi cukup bagus buat TLKM. Dia harus mayoritas," katanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News