Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau berhasil mencetak kinerja menggembirakan di awal tahun, namun PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) masih belum bisa memprediksi kinerja untuk sepanjang tahun ini.
Produsen popok dan pembalut itu beralasan kinerja keuangannya di sisa tahun 2021 sangat tergantung pada kondisi ekonomi di era pandemi Covid-19 serta kompetisi dengan perusahaan sejenis lainnya.
Sekadar pengingat, pendapatan bersih UCID naik 2,94% (yoy) menjadi Rp 2,1 triliun pada kuartal I-2021. UCID juga berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 103,28 miliar pada kuartal I-2021, dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya di mana perusahaan merugi Rp 131,46 miliar.
Faktor utama kenaikan pendapatan UCID adalah peningkatan penjualan produk perusahaan di ranah domestik. Ditambah lagi, UCID meraih keuntungan selisih kurs sebesar Rp 10,55 miliar sehingga perusahaan ini mampu meraup laba bersih di tiga bulan pertama 2021.
Baca Juga: Perbaikan ekonomi global menjadi katalis positif kinerja Selamat Sempurna tahun ini
“Untuk proyeksi di kuartal-kuartal berikutnya masih sulit diprediksi karena kondisi Covid-19 yang belum pasti,” ujar Sekretaris Perusahaan UCID Vikry Ahmadi, Kamis (17/6).
Ia menilai, potensi pertumbuhan kinerja yang tinggi masih berasal dari produk popok dewasa. Hal ini berhubung pasar popok dewasa masih tergolong kecil di tanah air sehingga peluang untuk terus tumbuh cukup besar dibandingkan produk lainnya. Popok dewasa yang dijual UCID termasuk dalam segmen bisnis healthcare.
“Tiga segmen utama UCID masih menjadi nomor satu di pasarnya dengan komposisi babycare 45%, feminine care 45%, dan healthcare 42%,” ungkapnya.
UCID juga berupaya meraup cuan dari penjualan produk pembalut Charm dan protect pollution masker edisi kemasan kertas yang diluncurkan awal Juni 2021. Produk edisi khusus ini diluncurkan dalam rangka menyambut hari lingkungan hidup sedunia.
Vikry mengaku, pihaknya mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen atas inisiatif peluncuran produk dalam kemasan kertas. Dengan kehadiran produk tersebut, UCID ingin berkontribusi dalam upaya pemerintah Indonesia mengurangi jumlah sampah plastik yang sulit terurai oleh alam.
Baca Juga: Kenaikan harga batubara berpotensi menggerus margin emiten semen
“Ke depannya, kami akan selalu berusaha untuk menyediakan produk yang memperhatikan dampak lingkungan,” imbuh dia.
Lebih lanjut, manajemen UCID menyediakan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 300 miliar di tahun 2021 yang asalnya dari dana Initial Public Offering (IPO) perusahaan di akhir 2019 lalu. Mayoritas dana tersebut akan digunakan untuk pembelian mesin baru yang memproduksi pembalut.
Selanjutnya: Penjualan Mustika Ratu (MRAT) naik 30% di kuartal I-2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News