kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO) Saat Harga Nikel Mulai Terkoreksi


Jumat, 22 Juli 2022 / 17:05 WIB
Simak Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO) Saat Harga Nikel Mulai Terkoreksi
ILUSTRASI. Aktivitas pertambangan nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Harga nikel mulai turun. Salah satu sentimen yang berpengaruh adalah kebijakan lockdown di China.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga nikel mulai turun. Salah satu sentimen yang berpengaruh adalah kebijakan lockdown di China.

Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan, kebijakan zero Covid-19 di China membuat pemberlakuan lockdown menjadi tarik-ulur. Kebijakan ini cukup menjadi sentimen negatif bagi harga nikel.

Saat ini, harga nikel bertengger di kisaran US$ 21.455 per ton, dan masih berada di atas posisi akhir tahun lalu (31 Desember 2021) , yakni US$ 20.693 per ton. Namun, Felix menyebut, saat ini harga nikel relatif sudah terdiskon cukup banyak dari level tertinggi sepanjang masa alias all time high (ATH), yakni di kisaran US$ 48.211 per ton.

Namun, jika  China sudah melonggarkan mobilitasnya dalam rentang waktu yang lama, menurut Felix, bisa menjadi katalis positif untuk harga nikel. Proyeksi dia, kemungkinan harga nikel akan berada di level US$ 25.000 sampai US$ 30.000 per ton.

Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham dan Sektor Pilihan Saat Bunga Acuan Tidak Berubah

Hal ini dinilai menjadi pendorong harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) bagi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) ke depan. Menurut Felix, naiknya ASP ini bisa menjadi faktor yang menutup penurunan produksi  INCO di kuartal kedua 2022.

Prospek INCO juga dipoles masuknya Ford Motor Co. di proyek High Pressure Acid Leach (HPAL) di Pomalaa.

“Ini menjadi sinergi yang apik juga kepada Ford khususnya untuk menyuplai baterai listrik kendaraan mobil listriknya,” terang Felix kepada Kontan.co.id, Jumat (22/7).

Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan juga menilai, lockdown yang terjadi di China mengganggu rantai pasokan nikel. Hal ini menyebabkan terganggunya rantai pasokan nikel dan memperlambat ekspansi industri serta menunda proyek properti dan infrastruktur.

Namun, pelonggaran lockdown di China diyakini akan memulihkan penjualan nikel pada kuartal ketiga 2022. Hanya saja, pemerintah China mengatakan akan mempertahankan kebijakan zero Covid-19.

Oleh karena itu, BRI Danareksa Sekuritas merevisi rating pertambangan logam, khususnya sektor nikel, menjadi netral dari Overweight

Hasan juga merevisi turun perkiraan harga nikel untuk tahun 2022 dan 2023 masing-masing sebesar 12,5% dan 15% menjadi US$ 21.000 per ton dan US$ 17.000 per ton.

Hasan menyematkan rekomendasi beli saham INCO dengan target harga Rp 6.600 per saham. Felix juga merekomendasikan beli saham INCO dengan target harga Rp 8.700 per saham.

Baca Juga: Suku Bunga BI Tetap 3,50%, Saham-Saham Ini Bisa Dicermati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×