Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Awal tahun menjadi momentum pelaku pasar untuk menyusun kembali portofilo investasi sahamnya. Melihat sentimen yang ada, indeks masih diprediksi mampu lebih baik dibandingkan tahun kemarin.
Harga saham blue chip yang cenderung aman kerap kali sudah sangat tinggi. Sehingga menjadi kendala investor yang ingin mengincar margin keuntungan lebih tinggi dengan modal pas-pasan. Makanya saham-saham dari second liner bisa menjadi pilihan untuk dikoleksi.
Menurut Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee, melihat dalam beberapa kasus, pergerakan saham itu bergerak harian dari suatu faktor ke faktor lain. Sentimen tersebut umumnya mempengaruhi saham-saham blue chip untuk bergerak terlebih dahulu. ”Setelah pergerakan blue chip sudah agak jenuh baru second liner bergerak,” kata Hans kepada Kontan, Minggu (5/1).
Lebih aman memang bermain pada saham-saham blue chip dengan fundamental kuat yang terus tumbuh pada tiap tahunnya. Dibanding saham second liner yang cenderung lebih berisiko tidak tumbuh kinerjanya. Sehingga pada saat diperdagangkan harga saham terdiskon cukup tinggi.
Tapi karena hal tersebut, volatilitas harga saham second liner yang menjadi menarik. Sehingga pelaku pasar bisa memperoleh cuan yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih pendek, dibanding bermain di blue chip. ”Memang big risk, big return juga,” kata Hans.
Untuk jangka menengah ini, Hans merekomendasikan buy tiga saham yaitu BNGA, ADHI, dan BUMI. Menurutnya, BUMI masih ada ruang naik hingga target harga Rp 600 per saham. Walaupun harga sahamnya sudah terbang 74% menjadi Rp 474 per saham pada, Jumat (3/2) dibandingkan awal tahun (3/1) dilevel harga Rp 272 per saham.
Sementara, Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, pergerakan saham-saham second liner tidak selalu sesuai dengan fundamental emiten tersebut. Tapi lebih ke sentimen jangka pendek yang ada dipasar. ”Trenya juga kada emiten ini kalo lagi naik, bisa naik terus. Tapi bisa tiba-tiba drop,” kata Reza.
Reza menjelaskan, yang membuat rugi jika pelaku terlalu over confident dengan peningkatan harga saham ini. Sehingga lupa taking profit pada saat menyentuh titik jenuh. Sehingga harus selalu terus memantau tren pergerakan saham tersebut serta berita atau info terkait.
Reza memberi rekomendasi saham-saham second liner di bawah harga Rp 1.000, seperti BNGA, TELE, WTON, ANTM, TOTL, SSIA, BJTM, PWON, dan ELSA. Serta saham-saham spekulatif dari grup Bakrie seperti BUMI, BNBR, DEWA, BRMS.
Tapi yang menjadi top picks adalah PWON dan BJTM ditarget harga masing-masing Rp 750 per saham. ”Pergerakan saham dua emiten itu sedang menarik,” imbuh Reza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News