kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Simak Rekomendasi Saham dari Ajaib Sekuritas untuk Pekan Ini


Senin, 29 April 2024 / 08:48 WIB
Simak Rekomendasi Saham dari Ajaib Sekuritas untuk Pekan Ini
ILUSTRASI. Pada kuartal I-2024 kinerja indeks LQ45 masih lebih unggul dari IHSG dengan kenaikan 1,6%. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham masih belum lepas dari tekanan menjelang akhir bulan April 2024 ini. Tercermin dari kinerja indeks di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang hampir seluruhnya memerah, mengakumulasi pelemahan secara year to date (YtD).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat minus 3,25% sejak awal tahun 2024. Indeks saham unggulan LQ45 pun tak lepas dari tekanan. Indeks yang indentik dengan konstituen saham-saham blue chips tersebut bahkan ambles lebih dalam, turun 7,40% secara YtD.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengamati, pada kuartal I-2024 kinerja indeks LQ45 masih lebih unggul dari IHSG dengan kenaikan 1,6%. Sedangkan pada periode Januari - Maret 2024 IHSG hanya naik tipis 0,2%. 

Performa indeks LQ45 berbalik arah memasuki kuartal II. Sejak bulan April 2024  atau secara month to date (MtD), indeks LQ45 merosot 8,84%. Ratih menyoroti sejumlah faktor yang menekan kinerja pasar saham dan indeks saham blue chips LQ45.

Baca Juga: Mayoritas Bursa Asia Menguat Pada Senin (29/4) Pagi

Pertama, efek dari konflik geopolitik Timur Tengah yang menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar. Situasi ini memicu aksi profit taking pada aset berisiko termasuk di pasar ekuitas.  Sejak awal April 2024 investor asing melakukan jual bersih (net sell) sebanyak Rp 20,41 triliun.

Net sell investor asing terutama melanda saham big caps di LQ45 seperti  PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Kedua, pelamahan kurs rupiah, dimana Jisdor  terdepresiasi cukup dalam sebesar 4,84% secara YtD menembus level Rp 16.222 per dolar Amerika Serikat. Pelemahan rupiah dapat mempengaruhi likuiditas perbankan yang pada akhirnya menggerus profitabilitas, misalnya Net Interest Margin (NIM).

"Pelemahan nilai tukar juga memberikan katalis negatif bagi emiten dengan bahan baku impor, serta emiten yang memiliki global bond," ungkap Ratih secara tertulis kepada Kontan.co.id, Minggu (28/4).

Ketiga, rilis kinerja emiten kuartal I-2024 yang sejauh ini masih di bawah ekspektasi akibat kondisi makro ekonomi domestik yang cukup ketat. Selain itu, pelaku pasar juga khawatir dengan suku bunga BI-Rate yang naik 25 bps ke level 6,25% pada April 2024 dapat menekan margin emiten.

Lebih lanjut, Ratih juga mengamati faktor yang membuat kinerja LQ45 dalam beberapa waktu belakangan ini tertinggal dari IHSG. Ratih melihat performa IHSG lebih unggul didorong oleh akselerasi saham dengan kapitalisasi pasar tinggi, namun bukan konstituen LQ45.

Terutama dari lonjakan harga saham-saham baru yang langsung mendongkrak tinggi posisi market caps-nya. Seperti saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).

Sebagai strategi investasi, mempertimbangkan kondisi pasar saham yang volatile dan aksi profit taking yang cukup masif, Ratih menyarankan wait and see terlebih dulu. Jika nilai tukar rupiah sudah mulai terapresiasi, pelaku pasar bisa mempertimbangkan buy on weakness pada saham blue chip yang terdiskon. 

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham ADRO, ASSA, MAPA, MBMA untuk Perdagangan Jumat (29/4)

Dalam sepekan ke depan, Ratih melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dalam rentang support 6.900 dan resistance 7.130 untuk perdagangan 29 April - 3 Mei 2024. 
Dalam periode tersebut, berikut trading plan dan rekomendasi saham blue chips yang secara teknikal menarik dicermati:

1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Rekomendasi: Buy  di area harga Rp 1.595.

Target harga pada resistance di level Rp 1.680

Pertimbangkan support di level Rp 1.550.

2. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)

Rekomendasi: Speculative Buy di area harga  Rp 1.380 - 1.400.

Target harga pada resistance di level Rp 1.520.

Pertimbangkan support di level Rp 1.350.

3. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)

Rekomendasi: Buy on weakness  di area harga Rp 2.900 - Rp 2.950. 

Target harga pada resistance di level Rp 3.150.

Pertimbangkan support di level Rp 2.900.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×