Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mirae Asset Sekuritas Indonesia memangkas rekomendasi saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dari trading buy menjadi hold. Di sisi lain, target harga PTBA tetap pada level Rp 4.500 per saham.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Juan Harahap mengatakan, penurunan rekomendasi ini seiring dengan potensi kenaikan (upside) yang terbatas pada target harga yang dipasang. Juan menyebut, rekomendasi didukung oleh dua faktor.
Pertama, potensi pendapatan PTBA yang lebih rendah pada tahun 2023. Mirae Asset memperkirakan harga rata-rata batubara akan lebih rendah pada tahun depan.
Kedua, adanya potensi peningkatan kapasitas produksi disertai cadangan batubara yang melimpah.
Emiten pertambangan batubara ini berhasil membukukan kinerja cemerlang sepanjang semester I- 2022. Dimana, pendapatan PTBA mencapai Rp 18,4 triliun di semester I-2022 lalu. Jumlah itu melesat 79% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Laba Bukit Asam (PTBA) Melesat pada Semester I, Ini Faktor Pemicunya
Menurut Juan, realisasi pendapatan PTBA sejalan dengan perkiraan yang dipasang Mirae Asset dan juga sejalan dengan konsensus, yang mencerminkan masing-masing 43,7% dan 43,2% dari estimasi.
Juan menilai, pertumbuhan pendapatan PTBA pada kuartal kedua 2022 terutama didorong oleh harga jual rerata atau average selling price (ASP) yang meningkat 44,4% secara kuartalan menjadi Rp 1,3 juta per ton
Naiknya ASP dikombinasikan dengan volume penjualan yang lebih tinggi, yakni sebesar 7,6 juta ton atau naik 8,6% secara kuartalan.
“Kami mencatat bahwa selain karena kenaikan harga batubara global, kenaikan ASP Bukit Asam juga didorong oleh persentase penjualan ekspor yang lebih tinggi di kuartal kedua 2022, yakni sebesar 38% dari sebelumnya 33% pada kuartal pertama 2022,” tulis Juan dalam riset, Senin (29/8).
Sementara itu, PTBA mengempit laba bersih sebesar Rp 6,2 triliun di periode enam bulan pertama 2022. Angka ini naik 246% dibanding periode yang sama di tahun lalu yang senilai Rp 1,8 triliun.
Lagi-lagi, capaian ini berada di atas perkiraan Mirae Asset, yakni mencerminkan run-rate 56,2%. Akan tetapi, realisasi laba bersih PTBA masih sejalan dengan estimasi konsensus, yakni pada run-rate 51,0%.
Dari sisi operasional, Juan memperkirakan kinerja PTBA akan lebih baik di paruh kedua 2022, didukung oleh produksi yang lebih tinggi di periode ini. Proyeksi ini bisa diterjemahkan volume penjualan PTBA berpotensi lebih tinggi seiring membaiknya cuaca dibandingkan dengan paruh pertama 2022.
Di sisi lain, harga batubara juga diperkirakan tetap berada di level yang menguntungkan di sisa tahun ini, didukung oleh permintaan yang kuat dari gelombang panas disertai antisipasi musim dingin yang akan datang di akhir tahun.
“Namun, kami melihat beban royalti akan lebih tinggi di semester kedua 2022, karena peraturan royalti baru akan diterapkan pada September 2022,” pungkas Juan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News