kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,85   7,21   0.78%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak rekomendasi saham BRIS dan BTPS berikut ini


Jumat, 28 Agustus 2020 / 07:00 WIB
Simak rekomendasi saham BRIS dan BTPS berikut ini


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana untuk melakukan penggabungan atau merger bank syariah dan unit usaha syariah yang berada di bawah bank Himbara. Jika tidak ada aral melintang, merger ini akan selesai pada awal tahun 2021 mendatang.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai, rencana merger ini bakal memberi pengaruh positif, mengingat setiap bank dan unit usaha syariah memiliki segmentasi yang berbeda-beda.

Dengan begitu, sinergi ini dapat membuat industri perbankan syariah lebih kuat dan mampu bersaing dengan negara lain.

Selain itu, Okie melihat, kemajuan ekonomi syariah di Indonesia cukup pesat. "Apalagi negara kita punya keunggulan karena masyarakat yang didominasi muslim biasanya lebih memilih instrumen syariah dibandingkan konvensional," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (27/8).

Bernada serupa, Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki berpendapat, rencana ini akan memberikan dampak yang bagus karena bank syariah maupun unit usaha syariah semakin berkembang belakangan ini.

"Konsolidasi akan membuat perbankan syariah lebih maju dan fokus untuk berkembang," ucap Yaki.

Baca Juga: Mandiri Syariah & BRI Syariah targetkan konversi aset dari Induknya rampung tahun ini

Kemudian, jika melihat dampak dikeluarkan bank syariah dan unit usaha syariah dari laporan keuangan konsolidasi bank-bank Himbara, Yaki menilai efek yang timbul tidak akan terlalu besar.

"Pasalnya, porsi pendapatan bank syariah ke sektor perbankan masih di bawah 15% dan kontribusi unit usaha syariah ke bank induk rata-rata masih di bawah 10%," tutur dia.

Yaki menilai, rencana merger ini bisa menjadi katalis positif untuk saham emitan bank syariah yang menjadi anak usaha bank BUMN terutama PT BRIsyariah Tbk (BRIS) yang mencatatkan pertumbuhan ciamik pada semester 1-2020.

Sebagai informasi, BRIS menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 37,4 triliun atau tumbuh 55,92% yoy dan laba bersihnya melonjak 229,6% yoy menjadi Rp 117,2 miliar.

Meskipun begitu, menurut Yaki, harga BRIS saat ini sudah cukup tinggi sehingga potensi kenaikan mulai terbatas. Ia merekomendasikan untuk hold dan trading jangka pendek BRIS.

Sementara Okie merekomendasikan buy BRIS dengan target harga Rp 1.180 dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) dengan target harga Rp 4.500 per saham. Per perdagangan Kamis (27/8), harga BRIS berada di level Rp 950 dan BTPS Rp 3.860 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×