kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Rekomendasi Saham Astra International (ASII) yang Ditopang Segmen Otomotif


Sabtu, 22 April 2023 / 07:45 WIB
Simak Rekomendasi Saham Astra International (ASII) yang Ditopang Segmen Otomotif
ILUSTRASI. Rekomendasi saham PT Astra International Tbk (ASII)


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja PT Astra International Tbk (ASII) diproyeksi tetap ditopang segmen otomotif di tahun 2023. Pemulihan ekonomi akan mendorong konsumsi kendaraan bermotor di Indonesia menjadi penopang utama bagi kinerja Astra.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Alroy Suparto memperkirakan ke depannya segmen otomotif akan menjadi kontributor utama pendapatan ASII, melampaui segmen usaha alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi (HEMCE). Hal ini dikarenakan harga batubara yang mulai ternormalisasi serta ekonomi Indonesia yang telah pulih.

"Dengan demikian meningkatkan kemampuan pelanggan untuk membeli kendaraan bermotor," ucap Alroy kepada Kontan.co.id.

Anak perusahaan ASII yaitu PT United Tractors Tbk (UNTR) berkontribusi sekitar 42% terhadap laba bersih tahun lalu diuntungkan oleh kenaikan harga komoditas di tahun 2022. Henan Putihrai memperkirakan harga komoditas akan kembali normal di 2023.

Baca Juga: Prospek Vale Indonesia (INCO) Masih Positif, Simak Rekomendasi Sahamnya

Apalagi, Asosiasi Otomotif Indonesia (Gaikindo) menargetkan kendaraan roda empat penjualannya relatif stabil di 2023 sebesar 975 ribu unit. Oleh karena itu, Henan Putihrai merevisi estimasi pendapatan dan laba bersih normalisasi menjadi Rp 328,9 triliun (-3,3%) dan Rp 33,4 triliun (-2,0%) dari perkiraan sebelumnya.  

Alroy menjelaskan, ASII berhasil mencatatkan dua kali pertumbuhan berturut-turut meskipun ada gangguan rantai pasok pada semester I-2022. Hal itu karena ditopang kinerja segmen usaha alat berat dan otomotif.

"Siklus booming komoditas dan pemulihan ekonomi dari COVID-19 di tahun 2022 mengangkat permintaan alat berat dan otomotif," ujar Alroy.

Sepanjang tahun 2022, segmen HEMCE yang diurus oleh United Tractors menjual 5.753 unit alat berat Komatsu, hampir dua kali lipat dari tahun 2021.

 

Otomotif membukukan unit penjualan kendaraan roda empat (4W) dan roda dua (2W) yang lebih tinggi masing-masing sebesar 17% dan 2% YoY, dengan tetap mempertahankan posisi sebagai pemimpin pangsa pasar. 

Dengan demikian, segmen Jasa Keuangan ASII turut mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 21% dan peningkatan 47% YoY dalam jumlah baru yang dibiayai dari 4W/2W dan pembiayaan alat berat bisnis.

Di sepanjang tahun 2022, pendapatan konsolidasi ASII tumbuh 29,1% YoY menjadi Rp 301,4 triliun yang utamanya ditopang segmen bisnis HEMCE dan segmen otomotif. Pendapatan kedua segmen tersebut masing-masing naik sekitar 56% dan 25% YoY menjadi Rp 123,7 dan Rp 121,1 triliun pada tahun lalu. 

Bisnis alat berat HEMCE berkontribusi sekitar 41.0% terhadap pendapatan, disusul kontribusi bisnis otomotif sebesar 40.2%, lalu bisnis dari Jasa Keuangan sekitar 8.9%, serta 9.9% dari bisnis lain-lain.

Baca Juga: Analis Rekomendasikan Beli Saham BBRI, Simak Ulasannya

Dari sisi bottom line, emiten induk grup Astra ini membukukan laba bersih senilai Rp 28,94 triliun atau naik 43% secara tahunan. Perlu dicatat, laba bersih ini dengan memperhitungkan penyesuaian nilai wajar dari investasi ASII di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL). 

Sementara, laba bersih ASII yang tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi Grup di GOTO dan HEAL mencapai Rp 30,5 triliun atau lebih tinggi sekitar 51% dibandingkan raihan tahun 2021.

Alroy juga menyoroti dividen menarik ASII, lebih dua kali lipat dari tahun 2022. Astra International mengumumkan pembayaran dividen finalnya sebesar Rp 640 per saham dari Rp 239 per saham di 2021, menyiratkan 85% dari rasio pembayaran dividen.

Alroy memberikan rekomendasi saham beli pada ASII dengan target harga di Rp 7.500 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×