kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Rekomendasi Porsi Portofolio Investasi di Tahun 2024


Kamis, 04 Januari 2024 / 20:32 WIB
Simak Rekomendasi Porsi Portofolio Investasi di Tahun 2024
ILUSTRASI. Suasana main hall?Bursa Efek Indonesia (BEI)?di Jakarta, Kamis (4/1/2024). Simak Rekomendasi Porsi Portofolio Investasi di Tahun 2024.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rangkaian Pemilu 2024 menjadi salah satu sentimen kuat yang menggerakkan pasar di tahun 2024. Dampak hajatan politik terhadap pasar pun harus bisa dilihat investor sebelum mengatur portofolio investasi di tahun ini.

CEO and Founder Finansialku Melvin Mumpuni melihat, secara umum ada probabilitas besar The Fed akan menurunkan suku bunga acuan.

Ketika suku bunga acuan The Fed turun, ada kemungkinan Bank Indonesia (BI) juga akan menurunkan suku bunga.

Baca Juga: Simak Racikan Portofolio Investasi di Tengah Suku Bunga Tinggi

“Sehingga, beberapa produk investasi yang diuntungkan adalah obligasi pemerintah, reksadana obligasi, dan saham berkembanng (growth),” ujarnya kepada Kontan, Kamis (4/1).

Dengan kondisi tersebut, Melvin menyarankan agar investor bisa menyusun portofolio secara seimbang, sesuai dengan perkembangan kondisi ekonomi makro, baik di Indonesia maupun Amerika Serikat (AS).

Untuk investor konservatif, Melvin menyarankan, sebesar 40% di obligasi, 35% di reksadana pasar uang, dan 25% di saham.

Baca Juga: HPP Industri Alkohol Terkerek Kenaikan Tarif Cukai, Simak Rekomendasi Analis

Untuk investor moderat, disarankan 40% dialokasikan untuk saham, 40% di obligasi, dan 20% di reksadana pasar uang.

Untuk investor agresif, disarankan 70% dialokasikan di saham (value stock dan core stock), 20% di obligasi, dan 10% di reksadana pasar uang.

“Sektor saham dan emiten yang akan berkinerja baik di tahun 2024 nanti tergantung pada hasil pemilu. Siapa pemenangnya, maka emiten-emiten yang diuntungkan akan berbeda,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×