Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kinerja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) untuk tahun buku 2913 tidak memuaskan. Emiten pelat merah ini mencatatkan kerugian US$ 14 juta.
Dalam risetnya, analis Bahana Securities Salman Fajari Alamsyah merekomendasikan reduce untuk saham ini. "Reduce dengan target harga Rp 400 per saham," imbuhnya, (7/3).
Harga jual bijih besi yang menurun sepanjang tahun lalu ditenggarai sebagai pemicu utama kerugian KRAS. Sebenarnya, kerugian tahun 2013 lebih kecil dibanding tahun 2012 yang mana saat itu KRAS membukukan kerugian US$ 20 juta.
Namun, kerugian KRAS tahun lalu ternyata lebih besar dari estimasi Salman. Sebelumnya, dia memperkirakan KRAS hanya akan merugi US$ 11 juta.
Untuk prospek KRAS tahun ini juga belum terlihat sentimen yang bisa menjadi U-turn bagi kinerja KRAS. Harga bijih besi global masih cenderung tertekan. Kondisi tersebut membuat KRAS lebih mengutamakan efisiensi dengan mengurangi alokasi capex yang sebelumnya US$ 800 juta menjadi US$ 500 juta.
Padahal, capex itu tadinya akan digunakan untuk proyek Blast Furnace KRAS yang sebenarnya juga ditujukan untuk efisiensi kinerja KRAS. "Joint venture dengan POSCO juga masih terlalu dini untuk dijadikan katalisator kinerja KRAS yang lebih positif untuk jangka pendek," tambah Salman.
Dia menambahkan, target harga Rp 400 per saham mencerminkan PE39 kali, sementara PE industrinya hanya 15 kali. Saham KRAS saat ini ada di level Rp 505 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News