Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupiah berhasil mendulang penguatan setelah dua pejabat The Fed melontarkan pandangan berbeda menjelang FOMC September. Di pasar spot, Selasa (13/9) nilai tukar rupiah terangkat 0,51% jadi Rp 13.168 per dollar AS, meski di kurs tengah Bank Indonesia terpuruk 0,47% ke Rp 13.151 per dollar AS.
Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, pernyataan negatif salah satu Gubernur The Fed Lael Brainard bahwa belum ada peluang kenaikan suku bunga AS dalam waktu dekat, tentu menguntungkan pesaing USD seperti rupiah.
Tapi, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, pada saat yang sama ada kans rupiah melemah pada Rabu (14/9). Penyebabnya adalah perpanjangan periode pengumpulan tax amnesty.
“Keraguan pemerintah ini pasti akan terbaca pasar dan imbasnya negatif,” ujarnya.
“Untuk jangka pendek, pelemahan bisa terjadi walaupun sempit.Mengingat eksternal juga yang sedang minim pergerakan akibat aksi wait and see pasar terhadap FOMC,” imbuh Reny.
Oleh sebab itu, hari ini Reny menduga rupiah bergerak di antara Rp 13.050–Rp 13.180 per dollar AS. Adapun Faisyal menebak nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ada di kisaran Rp 13.140– Rp 13.240.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News