Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan Senin (8/6) rupiah ditutup melemah tipis. Terus bergerak turun seharian, rupiah berhasil ditutup dengan hanya melemah 0,05% ke level Rp 13.885 per dolar Amerika Serikat (AS).
Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah justru menguat. Mata uang Garuda ini tercatat menguat 1,02% ke level Rp 13.956 per dolar AS.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menilai, rupiah kemungkinan besok memiliki kecenderungan untuk melemah. Sutopo menyebut salah satu sentimen yang berpengaruh adalah kemungkinan The Fed yang diprediksi menjaga suku bunga acuan di level 0%-0,25%.
“Kemungkinan para spekulan akan taking profit ditambah dengan suku bunga The Fed yang diproyeksikan tetap. Dolar AS akan kembali menguat sehingga menekan rupiah,” ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Senin (8/6).
Baca Juga: Cadev naik di Mei 2020, rupiah diramal bisa menguat ke Rp 13.500 per dolar AS
Ditambah lagi, Sutopo melihat kerusuhan dan demo yang masih terjadi di AS jika semakin meluas dan bertambah lama, akan mengakibatkan bursa saham terkoreksi dan membuat dolar AS menguat.
Sementara itu, Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana justru melihat rupiah punya potensi untuk kembali menguat pada perdagangan besok. Fikri menilai, kemungkinan aliran dana asing akan kembali masuk ke Indonesia.
“Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) besok diperkirakan akan kembali ramai peminat. Hal ini menjadi salah satu pemicu akan membaiknya ekonomi Indonesia dan rupiah akan diuntungkan dengan kondisi tersebut,” papar Fikri.
Baca Juga: IHSG tembus 5.070 terangkat lonjakan cadangan devisa
Fikri memperkirakan rupiah pada esok hari akan berada di rentang Rp 13.800 per dolar AS-Rp 14.100 per dolar AS. Sedangkan hitungan Sutopo, rupiah akan berada di kisaran Rp 13.900 per dolar AS-Rp 14.100 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News