Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan terakhir pekan ini. Jumat (9/6), kurs rupiah spot menguat 0,37% ke Rp 14.840 per dolar AS.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan bahwa pada akhir pekan lalu sebetulnya tekanan rupiah sedikit kuat. Tekanannya akibat turunnya cadangan devisa sebesar US$ 3,9 juta yang dinilai kurang baik untuk stabilitas rupiah.
"Namun, tekanannya terminimalisasi karena mungkin penggunaannya untuk pembayaran utang dan pembayaran impor," ujar Fikri kepada Kontan.co.id, Minggu (11/6).
Di sisi lain, hal tersebut mencerminkan adanya risiko dari turunnya neraca perdagangan di bulan Mei. Sehingga kemungkinan juga akan membuat rilis neraca dagang yang dijadwalkan minggu ini akan buruk.
Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat 1% Dalam Sepekan, Simak Prediksi untuk Pekan Depan
Sementara itu, analis sekaligus pengamat mata uang Lukman Leong justru menilai rupiah akan range bound di awal pekan ini. Menurutnya, investor cenderung akan wait and see menantikan data inflasi AS dan pertemuan FOMC.
"Rupiah berpotensi menguat setelah itu, investor mengantisipasi data perdagangan Indonesia yang diperkirakan akan kembali surplus," kata Lukman.
Dia pun memperkirakan rupiah akan bergerak dengan rentang Rp 14.800 per dolar AS-Rp 14.900 per dolar AS. Sementara Fikri memperkirakan mata uang Garuda akan bergerak di Rp 14.820 per dolar AS-Rp 15.720 per dolar AS dengan kecenderungan melemah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News