Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Minimnya risiko yang dimiliki oleh reksadana pasar uang, membuat produk ini memiliki prospek yang baik ke depan. Bahkan, dalam kondisi pasar yang volatilitasnya cukup tinggi, kinerja reksadana pasar uang tidak akan terlalu banyak terpengaruh.
Edbert Suryajaya, Head of Research & Consulting Services Infovesta Utama mengatakan, reksadana pasar uang memiliki risiko yang relatif lebih kecil, sehingga fluktuasinya pun minim. "Yang diutamakan dari produk ini memang bukan return, melainkan likuiditas," ujarnya kepada KONTAN beberapa waktu lalu.
Dia memprediksi, prospek reksadana pasar uang ke depan masih positif. Menurutnya, kenaikan Fed Rate memiliki korelasi yang kecil terhadap kinerja reksadana pasar uang. Edbert bilang, jika kenaikkan Fed Rate tidak diikuti dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI 7 days reverse repo rate), maka hal itu tidak berpengaruh terhadap kinerja reksadana pasar uang ke depan.
Senada, Christovel Fransiscus, Fund Manager PT Valbury Capital Management bilang, kenaikkan Fed Rate tidak akan terlalu banyak berpengaruh pada kinerja reksadana pasar uang. Adapun Valbury baru saja menerbitkan produk reksadana pasar uang terbarunya bertajuk Reksadana Valbury Money Market.
Christovel mengatakan, pihaknya baru pertama kali meluncurkan reksadana pasar uang pada tahun ini. Melalui penerbitan reksadana pasar uang, dia ingin memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana berinvestasi di reksadana dengan risiko yang paling kecil. MI pun mematok biaya minimum investasi senilai Rp 100.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News