kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak prospek 10 saham penyokong IHSG


Jumat, 09 Februari 2018 / 22:09 WIB
Simak prospek 10 saham penyokong IHSG
ILUSTRASI. Pekerja Melakukan Aktivitas di BEI


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengonsolidasikan penurunan saham pekan ini. Meski demikian, secara year to date (ytd) setidaknya indeks masih naik 2,36% hingga Jumat (9/2). Beberapa sentimen disinyalir menjadi penyebab indeks masih berada di zona merah beberapa hari terakhir.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, ada 10 saham yang sejak awal tahun menjadi penggerak indeks. Diantaranya BBCA, ADRO, PGAS, INKP, HMSP, TPIA, UNTR, BMRI, WSKT, dan ITMG. Total kapitalisasi pasar 10 emiten tersebut mencapai Rp 2.026 triliun atau setara dengan 27,92% kapitalisasi IHSG.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri menyatakan, menyatakan ada beberapa emiten yang sudah memiliki pertumbuhan saham terbatas. Diantaranya BBCA, HMSP, UNTR dan BMRI. “BBCA harganya sudah mahal,” kata Hans, Jumat (9/2).

Sementara itu, ADRO dan ITMG masih ditopang membaiknya harga komoditas minyak dan batubara. Kedua emiten ini masih memiliki proyeksi yang menarik sampai dengan kuartal I. Namun, pada kuartal II, harga batubara bisa turun.

Untuk kinerja PGAS juga baik, lantaran ditopang oleh agenda holding BUMN. Demikian halnya dengan PGAS yang masih memiliki valuasi murah dan punya potensi upside yang menarik. “INKP juga valuasi murah dan berpotensi tumbuh,” ungkap Hans.

Sedangkan UNTR sejalan dengan kinerja sektor batubara. Meskipun dalam jangka pendek akan ada koreksi sedikit pada saham ini. Secara fundamental, Hans melihat UNTR masih bagus, meskipun saat ini potensial upside-nya terbatas.

“Sedangkan WSKT, tahun ini bagus untuk sektor konstruksi,” imbuhnya.

Dari sepuluh emiten tersebut, Hans menjagokan INKP, TPIA, WSKT, dan PGAS. Hal itu dilihat dari valuasi dan potensi upside emiten tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×