Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Berikut adalah sejumlah isu penting yang layak disimak hari ini:
- Kondisi geopolitik Ukraina memanas
Kondisi geopolitik antara dua negara tetangga, Ukraina dan Rusia, semakin memanas. Pemerintah Ukraina mengatakan, pasukan Rusia saat ini mengontrol daerah strategis Crimea dan meminta agar awak kapal di dua kapal perang Ukraina menyerah. Meski demikian, armada laut Rusia Blackk Sea Fleet bilang, pihaknya tidak berencana menyerang instalasi militer Crimea.
Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Menteri Pertahanan Ukraina Maksim Prauta. Dia menjelaskan, Rusia memerintahkan agar awak kapal Ukraina untuk menyerahkan dalam hitungan jam atau menghadapi penyerbuan Rusia dan sehingga akan terjadi pengambilalihan kapal Ukraina dan awaknya.
- Perdagangan sukri bakal ramai
Surat berharga syariah negara ritel atau sukuk ritel (sukri) SR-006 diperkirakan bakal ramai diperdagangkan di pasar sekunder. Investor institusi akan memburu SR-006 sebagai instrumen investasi. Lalu, bagaimana prospek sukri di pasar sekunder?
Investor yang telah membeli SR-006 memang tidak harus menyimpan sukuk ini hingga jatuh tempo. Mereka bisa melakukan jual beli di pasar sekunder, sebulan setelah penerbitan sukuk SR-006.
Mekanisme jual beli ini bisa dilakukan dengan menyampaikan minat beli atau jual ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain lewat bursa, transaksi juga bisa dilakukan di luar bursa atau over the counter (OTC).
Seperti perdagangan pada umumnya, jika terjadi kesesuaian harga antara pembeli dan penjual, transaksi dengan dua cara tersebut bisa diselesaikan. Selanjutnya, perusahaan efek yang ditunjuk akan menyelesaikan proses transaksi jual beli sukuk itu.
- Posisi rupiah
Awal pekan ini, nilai tukar rupiah kembali melanjutkan tren penguatan. Kemarin (3/3), di pasar spot, pasangan USD/IDR turun 0,15% dibandingkan dengan hari sebelumnya ke level 11.593. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan, rupiah terapresiasi 0,32% menjadi 11.596.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri mengatakan, penguatan rupiah ini masih didominasi oleh sentimen dari domestik. Terutama, data inflasi Indonesia bulan Februari 2014 yang kembali melandai dan di bawah ekspektasi.
Badan Pusat Statatistik (BPS) mencatat, inflasi Februari 2014 sebesar 0,26%, lebih rendah dari inflasi bulan Januari 2014 yang sebesar 1,07%. Menurut analis Millenium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono, data inflasi itu mampu menopang rupiah.
- Posisi IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sore ini (3/3) berakhir negatif. Pada pukul 16.00 WIB, indeks ditutup dengan penurunan 0,78%.
Ada 195 saham yang melorot. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 91 saham dan 79 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi sore ini melibatkan 3,577 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 7,023 triliun.
Secara sektoral, ada sembilan sektor yang merosot. Tiga sektor dengan penurunan terbesar yakni: sektor manufaktur turun 2,46%, sektor industri lain-lain turun 1,98%, dan sektor industri dasar turun 1,4%.
- Posisi Wall Street
Wall Street tampak memerah. Pada penutupan pasar tadi malam (3/3) di New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,7% menjadi 1.845,73. Ini merupakan penurunan terbesar sejak 3 Februari lalu. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,9% menjadi 16.168,03. Transaksi tadi malam melibatkan sekitar 6,9 miliar saham. Angka tersebut 5,4% di atas transaksi rata-rata tiga bulanan.
Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: General Electric Co dan 3M Co yang anjlok 1,4%. Saham-saham berbasis finansial juga tergerus. Beberapa di antaranya yakni Visa Inc dan American Express Co yang turun lebih dari 1,4%. Sementara, Reynolds American Inc naik 4,8%.
Penurunan bursa AS terpapar oleh kecemasan krisis di Ukraina, di mana keberadaan pihak militer Rusia dapat memicu konflik yang lebih luas lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News