kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Silakan cermati berita di bursa saham hari ini!


Kamis, 12 November 2015 / 05:58 WIB
Silakan cermati berita di bursa saham hari ini!


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Menemani aktivitas Anda di pagi hari ini, kami menyuguhkan sejumlah berita pasar modal di halaman 4 Harian KONTAN edisi Kamis (12/11), sebagai berikut.

Kasus PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP)

Buntut kisruh repo dan transaksi semu atas saham PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP), Bursa Efek Indonesia menghentikan sementara aktivitas perdagangan tiga sekuritas. Penetapan suspensi tersebut mulai berlaku Rabu (11/11).

Ketiga sekuritas tersebut adalah Danareksa Sekuritas, Reliance Securities dan Millenium Danatama Sekuritas. Suspensi ini memunculkan efek berantai, yakni terganggunya aktivitas nasabah di tiga sekuritas tersebut.

Seorang nasabah Danareksa Sekuritas yang enggan disebut identitasnya, menyatakan, dia merasa terganggu atas terhentinya aktivitas Danareksa. "Seharusnya hari ini (kemarin) saya bisa jual dan pasang beberapa saham, tapi tidak masuk ke sistem," keluh sumber ini kepada KONTAN, kemarin. Pria yang bermukim di Bandung ini biasanya melakukan transaksi saham di kisaran Rp 50 juta per hari, atau Rp 1 miliar per bulan (setara 20 hari kerja).

Menurut catatan KONTAN, jumlah nasabah ritel Danareksa mencapai 30.000. Selain investor ritel, Danareka pun memiliki nasabah institusi seperti dana pensiun, manajer investasi, hedge fund, perusahaan asuransi dan lainnya. Dengan suspensi tersebut, maka klien perusahaan sekuritas pelat merah gagal bertransaksi saham kemarin.

Kepemilikan Asabri di SIAP

Skandal transaksi semu PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) sempat digosipkan terkait gadai saham (repo) SIAP yang gagal bayar di pasar negosiasi. Rumor yang beredar, salah satu pemegang repo saham SIAP adalah PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri).

Saat dikonfirmasi, Direktur ASABRI Heri Setianto menyangkal hal itu. Dia menegaskan Asabri tak punya satu pun repo SIAP. "Karena kami memang tidak diizinkan masuk repo," kata dia kepada KONTAN, Rabu (11/11).

Saat Asabri memperbesar kepemilikan saham SIAP di tahun lalu, mereka tak menggunakan repo sebagai jalur transaksi. Pembelian saham dilakukan langsung sesuai mekanisme pasar. Per 30 September 2015, Asabri punya 6,99% saham SIAP. Belakangan, perusahaan ini memangkas porsinya hingga di bawah 5%.

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) kembali beternak utang. Emiten poultry ini baru saja meraih pinjaman sindikasi senilai total Rp 4,36 triliun, berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) dan rupiah.

Rinciannya masing-masing US$ 100 juta (setara Rp 1,36 triliun) dan Rp 3 triliun. "Utang bertenor lima tahun. Untuk bunga, kami belum bisa share," ujar Hardijanto Kartika, Sekretaris Perusahaan CPIN, dalam pesan singkat kepada KONTAN, Rabu (11/11).

CPIN memperoleh pinjaman tersebut dari enam bank. Mereka adalah Citibank, DBS Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Bank Central Asia dan Bank Mandiri. Perjanjian utang diteken di Ballroom Hotel Ritz Carlton Pacific Place, kemarin. "Porsi pendistribusian setiap bank sama," ungkap Wakil Direktur Utama Bank DBS Indonesia Peter Suwardi.

Hardijanto bilang, CPIN akan memakai pinjaman itu untuk membiayai kembali utang atau refinancing. Mengacu laporan keuangan kuartal III-2015, CPIN punya utang bank jangka pendek Rp 1,65 triliun dan utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam setahun Rp 633,98 miliar. CPIN juga memiliki utang bank jangka panjang Rp 6,29 triliun.

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) akan menerbitkan obligasi berkelanjutan alias penawaran umum berkelanjutan (PUB) pada tahun 2016. Dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk mendanai investasi pembangunan pabrik baru.

Ahyanizzaman, Direktur Keuangan Semen Indonesia, mengatakan, total nilai penerbitan obligasi ini bisa mencapai Rp 3,5 triliun. "Ini bisa dilakukan secara bertahap, tidak harus langsung karena untuk proyek sifat penarikannya bertahap," kata Ahyanizzaman, Rabu (11/11).

Ahyanizzaman menambahkan, tahun depan SMGR akan menerbitkan sekitar 20% sampai 30% dari total nilai penerbitan obligasi tersebut. Kemudian, tahun kedua sebesar 60% sampai 70%. Bila masih ada sisa, SMGR akan menerbitkan sisa PUB sebesar 10% pada 2018.

Semen Indonesia akan menerbitkan obligasi bertenor menengah, antara 5 tahun sampai 8 tahun. Tapi, Ahyanizzaman belum dapat memastikan bentuk denominasi obligasi tersebut. "Kalau selain dalam rupiah, kan, harus memikirkan hedging-nya seperti apa," ujar dia.

PT Ciputra Development Tbk (CTRA)

Selama periode Januari sampai Oktober, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mengantongi pendapatan pra penjualan atau marketing sales Rp 8,4 triliun, melonjak ketimbang akhir September yang baru Rp 5,4 triliun.

Kenaikan signifikan ini dikontribusi oleh beberapa proyek yang baru meluncur. CTRA meluncurkan Citraland City Losari di Makassar yang membukukan penjualan Rp 1 triliun, Citra Garden City di Malang yang membukukan penjualan Rp 150 miliar dan Citraland Surabaya senilai Rp 1 triliun. Tulus Santoso, Direktur dan Sekretaris Perusahaan CTRA, mengatakan, CTRA membukukan marketing sales 88% dari target tahunan Rp 9,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×