Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. PT BW Plantation Tbk (BWPT) akan menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias private placement. Emiten perkebunan ini mengincar Rp 300 miliar sampai Rp 400 miliar.
BWPT akan meminta restu private placement dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), November mendatang. Belum jelas, rencana penggunaan dana private placement ini.
Namun, analis menilai, aksi korporasi itu akan membuat kinerja BWPT lebih sehat. "Aksi menghimpun dana melalui private placement ini dapat mengurangi ketergantungan BWPT terhadap utang perbankan," kata Yasmin Soulisa, Analis BNI Securities. pada medio 2013, sebesar 70% total kewajiban BWPT merupakan pinjaman bank.
Rasio utang berbanding ekuitas (DER) BWPT pun cukup besar. Yasmin mencatat, hingga semester I-2013, DER BWPT tercatat 2,26 kali. Padahal, rata-rata DER emiten perkebunan hanya 0,8 kali.
Nah, efek dari private placement tersebut adalah penambahan ekuitas. Dengan demikian, DER BWPT otomatis akan turun sepanjang tak ada penambahan utang baru.
Memang belum ada kejelasan tujuan penggunaan dana private placement. "Jika digunakan untuk ekspansi usaha, akan bagus bagi BWPT dalam jangka panjang," imbuh Gene Richard, analis Mega Capital Indonesia. Tapi lantaran maksimum private placement BWPT hanya 10% dari saham yang dicatatkan, menurut Gene, efeknya minim saja.
Seperti emiten perkebunan lain, kinerja BWPT masih akan tersandera penurunan harga crude palm oil (CPO). Saat ini, ujar Gene, rata-rata harga CPO tak beranjak jauh dari level RM 2.381 per ton, lebih rendah dibandingkan rata-rata tahun 2012 sebesar RM 2.600 per ton.
Harga CPO semakin terjepit, karena produksi CPO yang berlimpah kembali membanjiri pasokan ke pasar dunia. Akibatnya, penguatan harga CPO tertahan. Gene memprediksi, harga CPO hingga akhir 2013 masih bisa naik 5% dari posisi saat ini.
Menurut Yasmin, kondisi ini memang menjadi sentimen negatif bagi emiten CPO. Tapi, dia melihat, harga saham BWPT sudah sangat tertekan. Akibatnya, rasio harga berbanding laba bersih per saham atau price to earning ratio (PER) BWPT kini hanya 21,7 kali, lebih rendah dari rata-rata industri 26 kali.
Yasmin memperkirakan, laba bersih BWPT di 2013 akan turun 31% menjadi Rp 180 miliar. Dia merekomendasikan hold saham BWPT dengan target harga Rp 870. Sedangkan, Gene menyarankan buy dengan target Rp 1.100.
Analis Indo Premier Securities, William Simadiputra merekomendasikan buy saham BWPT dengan target harga Rp 1.200 per saham. Kemarin, harga BWPT naik 3,30% menjadi Rp 940 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News