kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siaran TV Analog Dihentikan, Simak Rekomendasi Saham Surya Citra Media (SCMA)


Rabu, 09 November 2022 / 21:43 WIB
Siaran TV Analog Dihentikan, Simak Rekomendasi Saham Surya Citra Media (SCMA)
Siaran TV Analog Dihentikan, Simak Rekomendasi Saham Surya Citra Media (SCMA)


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Penghentian siaran TV analog alias Analog Switch Off (ASO) diprediksi tidak memengaruhi kinerja emiten yang bergerak di bisnis tv secara signifikan, termasuk PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta menilai, pendapatan dari iklan akan tetap menunjang bisnis SCMA.

Menurutnya, pendapatan iklan membuat emiten media cukup berkelanjutan. Mengingat, iklan dari para pelaku industri terutama sektor FMCG dapat mendorong konsumsi rumah tangga yang pada akhirnya juga menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Selain itu, permintaan terhadap set top box supaya bisa terkoneksi dengan berbagai saluran televisi domestik memperlihatkan peningkatan. 

Baca Juga: Rekomendasi SMCA, BRMS, IMJS, MMLP, dan PNBN BRI dari Danareksa Sekuritas Hari Ini

"Set top box TV memiliki harga yang beragam. Alat terebut sangat dibutuhkan masyarkat untuk menikmati siaran televisi digital," ucap Nafan saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (10/11).

Secara teknikal, Nafan merekomendasikan investor untuk mengakumulasi saham SCMA. Pasalnya, Nafan melihat SCMA masih berpotensi melanjutkan kenaikan ke level Rp 260 per saham, lalu Rp 270 per saham dengan support di Rp 224 per saham.

Berdasarkan riset tanggal 1 September 2022, Analis Ciptadana Sekuritas Asia Gani memprediksi bisnis TV free to air (FTA) SCMA bakal lebih kuat di semester 2 2022. Hal ini didorong oleh meningkatnya belanja iklan dari sektor FMCG dan perusahaan rekreasi & pariwisata berbasis internet.

Penayangan sinetron baru dan kompetisi sepak bola doemestik juga aka menjadi pendukung bisnis TV FTA SCMA. 

"Sementara itu, di bisnis layanan video streaming Vidio, SCMA berencana untuk memperbesar pasar sasaran ke segmen kelas atas yang biasanya lebih berkualitas," ucap Gani. Ia merekomendasikan buy SCMA dengan target harga Rp 280 per saham.

Baca Juga: Media Citra Nusantara Menggenjot Bisnis Layanan OTT, Begini Rekomendasi Saham MNCN

Dalam riset tanggal 1 November 2022, Head of Indonesia Research & Strategy J.P. Morgan Sekuritas Indonesia Henry Wibowo mengatakan, pihaknya melihat prospek positif atas layanan video streaming SCMA, yakni Vidio. Pada kuartal III-2022, Vidio memperlihatkan momentum pertumbuhan yang berkelanjutan dengan membukukan pendapatan Rp 231 miliar.

Pendapatan tersebut naik 46% dibanding kuartal II-2022 dan meningkat 86% dibanding kuartal III tahun 2021. Hal ini menjadikan pendapatan Vidio untuk sembilan bulan pertama 2022 mencapai Rp 545 miliar atau meningkat 71% year on year (yoy).

"Pertumbuhan yang kuat ini utamanya didorong oleh penyiaran English Premier League (EPL) mulai semester 2 2022 dan deretan serial original yang kuat," kata Henry.

 

Belakangan ini, tersebar berita bahwa Vidio merupak layanan video streaming paling populer di Indonesia. Disney+ mempunyai pelanggan yang lebih banyak tapi kebanyakannya berasal dari kemitraan dengan Telkomsel. Sementara Vidio digunakan oleh lebih banyak orang dengan jumlah pelanggan berbayar lebih dari 3,5 juta.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×