Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rencana pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur dalam beberapa tahun mendatang, membuat saham di sektor
infrastruktur menarik dijadikan pilihan investasi. Tak terkecuali, saham-saham emiten infrastruktur pelat merah alias BUMN.
"Kalau pemerintah jadi mengalokasikan dana subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk infrastruktur, saham-saham BUMN akan menarik," ujar Kepala Riset BNI Securities Norico Gaman, Sabtu (6/10) dalam Seminar Prospek Investasi Saham 2013 Indonesia Financial Expo & Forum.
Beberapa nama yang disebutnya antara lain PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT PP Tbk
(PTPP).
"Dari nama-nama itu, kami melihat WIKA dan ADHI lebih siap dan akan lebih banyak mendapat order infrastruktur dari pemerintah," kata Norico.
BNI Securities memberikan rekomendasi beli untuk keempat saham tersebut. Target harga setahun untuk ADHI Rp 1.250, WIKA Rp 1.500, PTPP Rp 1.200, dan JSMR Rp 6.250.
Ia menambahkan, faktor menariknya sektor infrastruktur juga bisa dilihat dari lebih tingginya kinerja indeks sektoral dibandingkan kinerja indeks dalam setahun terakhir. Total return antara 4 Oktober 2011-3 Oktober 2012 JAKINFR Index (infrastruktur) sebesar 38,48%, sedangkan IHSG 26,96%.
Sementara itu, secara year to date (2 Januari 2012 - 3 Oktober 2012) JAKINFR index sebesar 27,64%, sedangkan IHSG sebesar 11,24%.
Berdasarkan analisis BNI Securities, JSMR memiliki pertumbuhan kinerja yang kuat karena mengoperasikan banyak ruas tol. Kenaikan tarif dilakukan tiap dua tahun sekali dan cash flow-nya baik. Namun, di sisi lain, tingginya utang dapat menghambat pertumbuhan laba bersih.
Sementara, kinerja WIKA didukung kontribusi anak usaha Wika Beton, Wika In-Trade, dan Wika Realty. Portofolio pendapatan beragam.
Sedangkan PTPP memiliki marjin tertinggi di antara perusahaan sejenis. Perusahaan ini mampu membangun gedung tinggi dan termasuk terbaik di antara BUMN konstruksi. Adapun, ADHI memiliki valuasi yang menarik dengan PER paling rendah dibandingkan perusahaan sejenis. Potensi pertumbuhan kinerja cukup tinggi didukung oleh kemampuannya mengerjakan berbagai jenis proyek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News