kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Siap-siap menghadapi efek capres di bursa


Senin, 12 Mei 2014 / 19:52 WIB
Siap-siap menghadapi efek capres di bursa
ILUSTRASI. Classic Hollywood Wave, salah satu Model Rambut untuk Natal yang bisa jadi referensi (Getty/Woman and Home)


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Bisa jadi, euforia akan kembali menghinggapi pelaku pasar pekan ini. Maklum, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan waktu pendaftaran pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada 18-20 Mei. Otomatis, pekan ini ada kepastian siapa saja pasangan capres dan cawapres yang berlaga.

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia menilai, pasar masih berharap   ada efek Joko Widodo (Jokowi Effect) jilid dua. Gubernur DKI Jakarta ini disebut-sebut sebagai calon presiden yang  digadang oleh pelaku pasar.

Nah, nama pendamping Jokowi sebagai cawapres yang akan diumumkan bakal menyetir pergerakan IHSG. Jika cawapres yang diusung masih disukai pasar, IHSG akan kembali bergerak naik.

Tapi, menurut Satrio, kali ini, pemodal akan lebih rasional menanggapi isu politik. Alhasil, kenaikan harga saham tak setinggi saat dilanda Jokowi Effect, Maret lalu.

Sebagai catatan, 14 Maret 2014, Jokowi resmi diusung sebagai capres oleh PDI-Perjuangan. Saat itu, IHSG langsung melambung 3,2%, dari sebelumnya minus 2%-an.  Aksi beli investor asing juga mencapai Rp 7,4 triliun.

Sejumlah saham LQ-45 melejit bahkan mencapai level tertingginya. Ambil contoh, saham BBRI yang menyentuh Rp 10.300 per saham, tertinggi sepanjang tahun ini (lihat infografik).

Muhammad Alfatih, Kepala Analis Samuel Sekuritas menilai, Jokowi Effect hanya memberi sentimen jangka pendek. Sebab saat ini data ekonomi Indonesia kurang bagus. Misalnya, ekonomi kuartal I-2014 tumbuh kurang dari 6%, jauh di bawah harapan.

Namun secara teknikal, IHSG berpeluang melenting tinggi. Alfatih melihat, pekan lalu beberapa kali IHSG menjajal bertahan di atas 4.900, namun gagal. Jika pekan ini sentimen politik bisa mendorong IHSG di atas 4.900, IHSG bisa melaju hingga 5.100.

Proyeksi Satrio, dalam jangka pendek, IHSG akan bergerak dengan kisaran support 4.840-4.825 dengan resistance di 4.906-4.975. "Level resistance tertinggi berada di 5.050," kata Satrio.

Peranan investor asing juga vital. Menurut Satrio, investor asing tengah menanti pengumuman pasangan capres dan cawapres di pekan ini. Investor asing yang memakai acuan IHSG masih akan mengejar saham-saham big caps terutama saham perbankan. Misal, BBRI, BBMRI, dan BBCA.

Asing juga sedang aktif di saham sektor komoditas. "Sehingga ada kemungkinan sektor komoditas ikut terangkat jika sentimen politiknya positif," kata Satrio.          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×