Reporter: Dina Farisah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Mata uang Merah Putih diperdagangkan menguat pada Jumat (23/1). Di pasar spot, pukul 12.15, pasangan USD/IDR turun 0,25% dari hari sebelumnya menjadi 12.456. Kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia turun tipis 0,05% menjadi 12.444.
Zulfirman Basir, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, penguatan rupiah ditopang oleh lolosnya Undang-Undang Pilkada Langsung dari DPR. Hal ini mampu meredakan kekhawatiran investor terhadap resiko politik Indonesia. Sebab, putusan ini dapat memberikan harapan bahwa perubahan anggaran pemerintah RAPBN-P 2015 mungkin juga akan dapat lolos dari DPR meski koalisi partai pendukung Presiden Jokowi tidak mayoritas di DPR.
"Ini mungkin dapat memberikan sentimen positif bagi rupiah," jelas Firman.
Meski demikian, sambung Firman, tajamnya penguatan dollar AS pada Kamis (22/1) malam dapat menjadi beban bagi kinerja rupiah. Dollar AS menguat setelah Bank Sentral Eropa (ECB) meluncurkan stimulus moneter atau quantitative easing (QE) dengan membeli obligasi pemerintah zona-euro sebanyak 60 miliar euro per bulan mulai Maret hingga September 2016.
Firman menilai, pergerakan rupiah cukup netral. Mata uang Garuda mungkin akan menguat terbatas dan diperdagangkan di kisaran 12.400 hingga 12.470 untuk hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News