Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupiah membuka awal pekan dengan pelemahan yang signifikan. Nilai tukar rupiah kembali mencetak level terendahnya sejak 1998 silam dengan menembus level Rp 14.700.
Di pasar spot, Senin (28/9) pukul 13.20 WIB posisi rupiah menukik 0,07% di level Rp 14.709 dibanding hari sebelumnya. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia rupiah melemah 0,04% ke level Rp 14.696.
Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Treasury PT Bank BNI Tbk menjelaskan pelemahan ini masih karena tekanan yang datang dari katalis eksternal. Penyebab utamanya adalah data ekonomi Amerika Serikat yang kembali menunjukkan kesolidan USD.
Sebelumnya, Jumat (25/9) GDP AS kuartal dua 2015 naik ke level 3,9% dari sebelumnya 3,7%. Ini semakin menegaskan sinyal positif akan solidnya ekonomi AS seperti yang disampaikan oleh Janet Yellen, Gubernur The Fed di hari yang sama.
“Apalagi hari ini banyak jadwal speech dari pejabat The Fed,” kata Trian. Serta beberapa data ekonomi AS yang akan dirilis diprediksi positif. Memperpanjang peluang USD untuk terus ungguli rupiah. Pelaku pasar semakin berhati-hati dan keadaan ini jelas menekan posisi rupiah.
Optimisme pelaku pasar akan masa depan kenaikan suku bunga The Fed di tahun 2015 semakin terjaga. Menyulitkan langkah mata uang yang berlawanan dengannya untuk unggul.
“Pelemahan IHSG dan tingginya capital outflows di bursa juga ikut membebani rupiah,” papar Trian. Tercatat capital outflows dari bursa saham domestik sepanjang September 2015 ini sudah mencapai Rp 6,6 triliun.
Beban yang datang dari faktor eksternal dan internal menghantam rupiah. Oleh karena itu Trian menduga di penutupan Senin (28/9) sore nanti rupiah bisa bergulir di kisaran Rp 14.650 – Rp 14.750.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News