Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski laporan cadangan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tercatat merosot signifikan, namun harga CPO harus menelan koreksi terdalamnya sejak 24 Maret 2016 lalu.
Mengutip Bloomberg, Rabu (6/4) pukul 12.50 WIB harga CPO kontrak pengiriman Juni 2016 di Malaysia Derivative Exchange (MDE) menukik 1,16% ke level RM 2.724 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.
Koreksi yang diderita harga CPO ini akibat penurunan harga kedelai AS. Harga minyak kedelai turun 0,2% ke level US$ 33,91 c/lb di CBOT setelah sebelumnya merosot 2% dalam perdagangan kemarin. Tekanan lainnya datang dari penguatan yang didulang ringgit Malaysia setelah dalam beberapa hari terakhir melemah terhadap the greenback.
Begitu pun, kekuatan bagi harga CPO masih ada. Sebab diduga Bloomberg Survey, cadangan CPO Malaysia Maret 2016 bisa turun 13% menjadi 1,89 juta ton dibanding bulan sebelumnya. Itu merupakan penurunan terdalam sejak Februari 2014 lalu serta menjadi level cadangan terendah sejak Maret 2015 lalu.
Di sisi lain, diduga ekspor CPO akan naik 14% menjadi 1,24 juta ton dibanding bulan sebelumnya dengan produksi yang naik 8,7% menjadi 1,13 juta ton. Hanya saja memang ini masih prediksi, karena rilis resmi oleh Malaysia Palm Oil Board (MPOB) baru akan rilis 11 April 2016 mendatang.
“Prospek kenaikan permintaan dari India dan China akan menolong pergerakan harga CPO bergerak di level atasnya. Apalagi stok Malaysia masih berpeluang turun sekitar 2 juta ton,” kata David Ng, Derivatives Specialits Philip Futures Sdn Bhd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News