kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   17.000   0,69%
  • USD/IDR 16.736   31,00   0,19%
  • IDX 8.618   -59,15   -0,68%
  • KOMPAS100 1.184   -5,89   -0,50%
  • LQ45 852   -0,86   -0,10%
  • ISSI 307   -3,32   -1,07%
  • IDX30 439   1,78   0,41%
  • IDXHIDIV20 511   4,81   0,95%
  • IDX80 133   -0,51   -0,38%
  • IDXV30 138   -0,59   -0,43%
  • IDXQ30 140   1,06   0,76%

SGRO Incar Pertumbuhan Produksi Hingga 5% pada Tahun 2026, Ini Rekomendasi Analis


Kamis, 18 Desember 2025 / 18:30 WIB
SGRO Incar Pertumbuhan Produksi Hingga 5% pada Tahun 2026, Ini Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Kinerja PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) diproyeksikan masih prospektif hingga tahun 2026, didorong oleh harga minyak kelapa sawit (CPO) global (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) diproyeksikan masih prospektif hingga tahun 2026, didorong oleh harga minyak kelapa sawit (CPO) global dan sinergitas produksi pasca diakuisisi oleh POSCO International.

SGRO menargetkan produksi CPO dan tandan buah segar (TBS) bisa tumbuh hingga 5% di tahun 2026. Direktur Utama SGRO, Budi Setiawan Halim mengatakan, secara spesifik, target produksi di tahun depan sebenarnya masih disusun.

“Namun, mungkin tumbuh di kisaran 3-5% tahun depan,” ujarnya dalam Public Expose SGRO, Kamis (18/12).

Sebagai gambaran, total produksi TBS naik 13% secara tahunan (YoY) menjadi 1,2 juta ton per kuartal III 2025. Ini lantaran meredanya dampak El-Nino yang terjadi pada semester II tahun 2023, yang mengakibatkan melemahnya produksi pada tahun 2024.

Produksi TBS inti naik sebesar 12% YoY menjadi 846.810 ton, sedangkan produksi TBS eksternal (plasma dan pihak ketiga) naik sebesar 16% YoY menjadi 402.820 ton.

Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Serap Capex Rp 230 Miliar per September 2025

Secara regional, total produksi TBS dari wilayah Sumatera naik sebesar 16% YoY menjadi 676.226 ton, sedangkan total produksi TBS dari wilayah Kalimantan meningkat sebesar 11% YoY.

Berkat peningkatan total produksi TBS, produksi CPO ikut naik sebesar 13% YoY menjadi 248.022 ton dengan oil extraction rate (OER) stabil di 20,8% per kuartal III 2025. Selain itu, volume produksi palm kernel (PK) meningkat sebesar 18% YoY menjadi 62.124 ton.

“Kami estimasi total TBS dari inti dan plasma (sepanjang 2025) semua itu kurang lebih mungkin naik dibanding tahun lalu sekitar 2-3% lebih tinggi,” ungkapnya. Jumlah produksi TBS inti SGRO di tahun 2024 sebanyak 1,16 juta ton dan TBS plasma 558.449 ton.

Meskipun terjadi penurunan harga di awal kuartal IV 2025, tetapi harga CPO diakui SGRO masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata harga di tahun 2024.

Melansir Trading Economics, harga CPO saat ini di MYR 3.977 per ton, turun 10,51% sejak awal tahun alias year to date (YTD).

“Di kuartal IV ini memang ada sedikit penurunan, tetapi secara rata-rata tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu,” katanya.

Budi bilang, di tahun 2026 permintaan bisa tetap baik, terutama dari pemerintah yang mendorong B40. Sebaliknya, produksi diperkirakan akan terkontraksi dan tidak akan banyak pertumbuhan. Alhasil, diprediksi harga CPO akan tetap kuat di tahun depan.

Dengan kondisi itu, penjualan SGRO juga ditargetkan bisa ikut meningkat sesuai dengan kondisi harga dan permintaan. Untuk perubahannya, nanti akan mengikuti tingkat persediaan TBS dan CPO perseroan di tahun depan, apakah lebih rendah atau lebih tinggi.

Hitungan kasarnya, target pertumbuhan penjualan di tahun 2026 sekitar 3% (setara dengan pertumbuhan produksi) ditambah berapa marjin persediaan SGRO.

“Tapi tidak akan jauh, karena inventory kami tidak terlalu banyak, biasanya sekitar 10-20 ribu ton saja per tahun,” paparnya.

Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Targetkan Produksi Naik 5% di Tahun 2026

Terkait akuisisi SGRO oleh POSCO, Budi bilang bahwa prosesnya masih berlangsung. Harapannya, restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk langkah mandatory tender offer (MTO) bisa turun di akhir bulan Desember 2025.

MTO pun akan langsung berjalan H+3 setelah restu OJK keluar. “MTO ini bukan di kami, tapi di pemegang saham pengendali. Kalau sudah dapat persetujuan dari OJK, nanti POSCO akan melakukan MTO yang dalam teorinya itu berjalan dalam 1 bulan,” tuturnya.

Asal tahu saja, melalui Twinwood Family Holdings Limited, Grup Sampoerna menjual seluruh kepemilikan saham mereka pada SGRO yang totalnya 1,19 miliar saham atau 65,72%.

Twinwood Family melepas SGRO kepada AGPA Pte. Ltd., anak perusahaan POSCO International Corporation (POSCO International). Nilai total pengambilalihan tersebut adalah sebesar Rp 9,4 triliun atau Rp 7.903 per saham.

Budi mengatakan, ke depan, perseroan akan tetap fokus pada bisnis hulu. Nantinya, akan ada sinergi dari SGRO di sisi hulu dengan pemegang saham baru mereka, AGPA-POSCO, yang akan masuk di sisi hilir dan ke depannya akan masuk ke industri renewable energy.

“Itu juga alasan kenapa POSCO masuk ke Sampoerna Agro yang kami ketahui,” katanya.

Kepala Riset Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi berpandangan, masuknya POSCO International memang jadi katalis positif secara strategis untuk SGRO, terutama akses ke refinery dan jaringan global.

Alhasil, di tahun 2026 pun kinerja SGRO berpeluang membaik dari sisi operasional dan logistik. Pendorongnya berasal dari efisiensi rantai suplai, tetapi pemberatnya ada di siklus produksi kebun yang sudah mulai tua di beberapa area.

Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Optimistis Produksi Tumbuh 8% pada Akhir 2025

“Sinergi dengan POSCO International bakal menjadi kunci pertumbuhan jangka panjang,” katanya kepada Kontan, Kamis (18/12).

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta melihat, akuisisi POSCO International bisa menjadi katalis positif, apalagi dengan aset yang dimiliki pemilik baru SGRO itu.

Perlu diketahui, POSCO International adalah perusahaan global asal Korea Selatan yang merupakan bagian dari POSCO Group. Perusahaan ini bergerak di berbagai bidang, di antaranya perdagangan, energi, baja, dan agribisnis.

Jejak POSCO di industri sawit Indonesia dimulai dengan mengembangkan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Papua Selatan pada 2011 melalui PT Bio Inti Agrindo dan mengoperasikan tiga pabrik pengolahan minyak kelapa sawit yang memproduksi 210.000 ton minyak sawit per tahun. POSCO International juga memiliki pabrik penyulingan minyak sawit di Balikpapan, Kalimantan Timur dengan kapasitas 500.000 ton per tahun.

“Namun masalahnya harga CPO ada tren penurunan belakangan ini. Sinergitas itu bisa mengefisienkan rantai produksi, tetapi jika harga CPO terus turun, labanya bisa tertekan,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (18/12).

Rekomendasi Saham

Per kuartal III 2025, SGRO mencetak penjualan Rp 4,61 triliun. Ini naik dari Rp 3,37 triliun per kuartal III 2024. Laba bersih naik dari Rp 367,89 miliar per kuartal III 2024 menjadi Rp 1 triliun per kuartal III 2025.

Nafan melihat, investor bisa terus mencermati terkait dinamika sentimen yang bisa memengaruhi kinerja SGRO secara negatif ke depan. Terutama, terkait penurunan harga CPO global sepanjang tahun 2025.

“Kinerja SGRO untuk tahun penuh 2025 masih bisa membaik. Tapi, untuk tahun 2026, bisa dicermati dulu dampaknya ke hasil kinerja di kuartal I 2026,” katanya.

 

Wafi bilang, jika harga CPO masih stagnan atau bahkan turun di tahun 2026, ada kemungkinan margin laba SGRO bisa tertekan jika dibandingkan dengan kinerja tahun ini.

“SGRO harus fokus menaikkan margin produksi TBS dan efisiensi untuk mitigasi penurunan harga jual,” ungkapnya.

Per hari ini, saham SGRO parkir di level Rp 7.575 per saham pada akhir perdagangan. Ini naik 3,06% dalam sebulan terakhir dan terbang 253,97% sejak awal tahun alias year to date (YTD).

Price to earning ratio (PER) SGRO ada di level 11,81x dan price to book value (PBV) 2,28x. “Valuasi masih bagus, tetapi pergerakan harganya sedang melambat karena kurang likuiditas. Pasar juga masih wait and see terkait eksekusi akuisisi POSCO,” tuturnya.

Wafi pun merekomendasikan beli untuk SGRO dengan target harga Rp 8.800 per saham. Sementara, Nafan justru merekomendasikan sell on strength untuk SGRO.

Selanjutnya: IHSG Turun 0,68% Meski Asing Net Buy Rp 1,02 Triliun Hari Ini (18/12)

Menarik Dibaca: Ciri-Ciri Anak Perfeksionis dan 6 Cara Menghadapinya dengan Tepat, Moms Harus Tahu!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×