kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setelah Kamboja, Phapros Masuki Vietnam


Jumat, 20 Juni 2014 / 15:00 WIB
Setelah Kamboja, Phapros Masuki Vietnam
ILUSTRASI. Kebagian Update MIUI 14, Ini Jajaran HP Xiaomi, Redmi, POCO yang Nantinya Bisa Update


Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fransiska Firlana

SEMARANG. Sebagai bagian dari rencana ekspansi perusahaan tahun ini, PT Phapros Tbk menggencarkan penetrasi produknya ke pasar mancanegara. Setelah April lalu mengekspor produk farmasi ke Kamboja, dalam waktu dekat anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia tersebut bakal mengekspor obat ke Vietnam.

"Tahun ini targetnya ke Asia Tenggara. Setelah Kamboja pada April lalu, mudah-mudahan Juni-Juli ini ke Vietnam," ujar Direktur Utama PT Phapros Tbk Iswanto saat kunjungan media, Jumat (20/6). Strategi tersebut diambil Phapros untuk mengantisipasi sengitnya persaingan di industri farmasi saat ini. "Apalagi, tahun depan sudah pasar bebas ASEAN jadi peluangnya cukup bagus," imbuh Iswanto.

Corporate Secretary PT Phapros Tbk Imam Ariff Juliadi menambahkan, perusahaan menargetkan penjualan ekspor produk farmasi Phapros sekitar US$ 200.000. "Sebagian besar ke Kamboja dengan ekspor obat generik," kata dia. Sebagian contohnya adalah Ibuprofen dan Phaproxin.

Sementara, untuk Vietnam, Phapros akan mengekspor ibuprofen juga antimo. Sekadar informasi, Antimo adalah obat anti mual saat berkendara yang merupakan produk jagoan Phapros. Tahun lalu saja, produksi Antimo mencapai 200 juta sachet.

Perbandingan porsi penjualan ekspor dari target tahun ini adalah Kamboja sebanyak 60%-70% dan sisanya Vietnam.

Imam bilang, ekspor Phapros terdiri dari dua macam yakni generik ruahan alias tanpa merek dan produk bermerek dari Phapros. "Salah satu nilai lebihnya adalah harga yang lebih murah sehingga distributor di sana mau membeli dari Phapros," kata Imam.

Selain Asia Tenggara, Phapros juga berencana menjajaki ekspor ke nehgara-negara Asia Tengah seperti Pakistan, Afghanistan dan sekitarnya.

Tahun 2013 lalu Phapros membukukan penjualan bersih sebanyak Rp 521,61 miliar atau turun 1,5% dari tahun sebelumnya yang Rp 529,75 miliar. Penurunan tersebut karena situasi industri farmasi yang tertekan beban nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Maklum saja, sebagian besar bahan baku industri ini masih harus diimpor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×