kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Setelah holding farmasi terbentuk, Indofarma (INAF) targetkan bisa cetak laba


Kamis, 19 September 2019 / 14:52 WIB
Setelah holding farmasi terbentuk, Indofarma (INAF) targetkan bisa cetak laba
ILUSTRASI. Kinerja Indofarma (INAF)


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pembentukan holding perusahaan pelat merah farmasi sudah 95% artinya realisasinya sudah semakin dekat. Bahkan Oktober 2019 mendatang diproyeksi bisa resmi tereksekusi. PT Indofarma Tbk (INAF) jadi salah satu emiten farmasi yang akan bergabung dalam holding farmasi. Setelah holding, target pertama yang akan dicapai INAF adalah mencetak laba.

Direktur Keuangan PT Indofarma Tbk Herry Triyatno menyatakan dampak dari holding farmasi BUMN baru akan terasa dalam jangka waktu menengah.

“Harapannya bukan hanya sinergi dalam hal bisnis namun juga non-bisnis seperti sharing resources sehingga semua akan lebih efisien,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (19/9).

Baca Juga: Rancang ulang strategi, INAF tak ingin investasi besar-besaran

Herry meyakini dengan holding ini bisa membantu INAF melaksanakan target pertamanya yakni mencetak keuntungan dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Melansir laporan keuangannya di semester I 2019 INAF membukukan rugi bersih sebesar Rp 24,35 miliar padahal pada semester I 2018 INAF mampu mencetak laba Rp 253,19 juta.

Herry menjelaskan rugi bersih ini terjadi karena penjualan dan collection belum berjalan dengan baik. Dari laba ini juga tercatat  penjualan INAF turun minus 12% year on year (yoy) menjadi Rp 368,8 miliar.

Herry percaya di akhir tahun ini kinerja keuangan INAF akan lebih baik karena nature bisnisnya penjualan akan terkonsentrasi pada kuartal III dan kuartal IV.

Cara INAF untuk mencetak laba adalah dengan memperbaiki kinerjanya di bisnis farmasi. Herry bilang sesuai dengan blue print Holding, pada Agutus 2019 lalu INAF telah membentuk Strategic Bussines Unit (SBU).  

Baca Juga: Indofarma: BPJS Kesehatan belum bayar utang Rp 60 miliar

INAF juga mengelompokkan produk penjualan menjadi tiga yakni farmasi, Diagnostic & Medical Equipment (DME) dan Natural Extract. Herry bilang saat ini INAF sudah memiliki mesin baru untuk produksi yakni mesin DME dan natural extract.

Salah satu keunggulan yang dimiliki INAF untuk menguatkan holding farmasi ini adalah menjual produk dari alat kesehatan dan natural extract.

Di segmen alat kesehatan sebelumnya INAF telah menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan asal Korea Selatan bernama Korean Medical Devices Support Center (KMD Indonesia). Kerjasama ini dilakukan dalam rangka pemasaran, penjualan, distribusi, dan produksi perakitan produk electromedical equipment.

Tapi Herry juga bilang walau nantinya bisnis INAF akan kuat di dua segmen itu, INAF tetap memproduksi obat generik.

Setelah holding, INAF berkonsentrasi untuk melakukan turn around seperti fokus pada segmen bisnis regular, melakukan diversifikasi portfolio produk, efisiensi dan perbaikan struktur keuangan, perbaikan Sumber Daya Manusia (SDM), dan disiplin dalam eksekusi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×