kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sepi katalis, yen ambruk


Jumat, 11 November 2016 / 08:11 WIB
Sepi katalis, yen ambruk


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Ternyata pelaku pasar tidak berlama-lama mengkhawatirkan kemenangan Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat (AS). Sehari pasca pidato kemenangan Trump, pelaku pasar sudah kembali masuk ke aset-aset berisiko dan meninggalkan safe haven.

Hasilnya, nilai tukar yen, yang dianggap sebagai salah satu aset safe haven, turun. Mengutip Bloomberg, Kamis (10/11) pukul 17.10 WIB, pasangan USD/JPY melambung 0,62% ke 106,32. Sedang pairing EUR/JPY terangkat 0,45% jadi 115,80 dan GBP/JPY naik 0,46% ke 131,707.

Faisyal, Research & Analyst Monex Investindo Futures, menuturkan, melesatnya yen setelah hasil pemilu AS diumumkan lebih karena pasar khawatir terhadap prospek ekonomi global. Tapi, setelah sudah bisa menerima kemenangan Trump sebagai presiden AS, pasar kembali melirik aset berisiko.

Tambah lagi, dari Jepang sendiri tidak ada katalis positif yang bisa mendorong kurs yen. Lantas, bagaimana prospek kurs yen dibandingkan mata uang utama lainnya?

Research & Analyst Soo Gee Futures Nizar Hilmy mengatakan, pidato kemenangan Donald Trump ternyata memberi efek positif bagi pergerakan dolar AS. Inilah yang membuat USD/JPY menguat.

Dukungan bagi The Greenback juga datang dari kenaikan yield obligasi AS bertenor 10 tahun. Yield obligasi ini melesat hingga 2%. Ini adalah pertama kalinya sejak awal 2016. “Untuk saat ini, pasar melihat The Fed tidak terpengaruh goncangan yang terjadi,” jelas Nizar, Kamis (10/11).

Nilai tukar dollar AS terhadap yen diprediksi masih bisa menguat. Pasalnya, beberapa petinggi bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) negara bagian bakal menyampaikan pidato. Jika dari pernyataan petinggi The Fed ada indikasi suku bunga naik, maka dollar AS akan terus menguat.

Yen juga diprediksi masih akan melemah terhadap euro. Faisyal menyebut, saat ini yen tengah sepi sentimen. Sementara nilai tukar euro ditopang oleh beberapa data ekonomi yang positif.

Misal, penyerapan tenaga kerja sektor swasta di luar sektor pertanian di Prancis untuk kuartal tiga tumbuh 0,3%, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya. “Ini yang akan memacu penguatan euro dalam jangka pendek,” terang Faisyal. Penguatan euro bakal makin kencang bila data inflasi Jerman sesuai proyeksi. Prediksi analis, inflasi Jerman bertahan di 0,2%.

Terkait GBP/JPY, Research & Analyst Garuda Berjangka Sri Wahyudi mengatakan, baik poundsterling maupun yen tengah minim sentimen. Karena itu, pergerakan kedua mata uang ini tidak terlalu besar. Apalagi sebenarnya poundsterling masih dibayangi sentimen negatif rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Tapi isu Brexit tersebut rupanya tidak terlalu diperhatikan pelaku pasar yang mulai memindahkan kembali portofolionya ke aset non safe haven. Kini pasar pun memilih untuk profit taking terhadap yen yang sempat melesat.

Hari ini, poundsterling diperkirakan tetap mengungguli yen, lantaran ada dukungan dari data output sektor konstruksi Inggris yang diharapkan membaik. Diprediksi, hasil produksi konstruksi Negeri Ratu Elisabeth ini tumbuh 0,2% di September, dari sebelumnya turun 1,5% di Agustus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×