Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencapai rekor di akhir pekan ini. IHSG ditutup pada level 5.514,79, naik 1,17% atau 63,84 poin. Penguatan itu agaknya dipengaruhi oleh menguatnya sembilan sektor dari dari 10 sektor IHSG.
Sektor yang memerah adalah sektor konstruksi sebesar 0,34%. Penguatan tertinggi terjadi di sektor industri aneka (2,39%). Sektor lain yang menguat adalah barang konsumsi dengan penguatan sebesar 1.97%, manufaktur 1,73%, infrastruktur 1,61%, keuangan 1,41%, industri dasar 0,56%, perdagangan 0,53%, pertanian 0,08%, dan terakhir pertambangan 0,02%.
Data RTI menunjukkan, pada perdagangan Jumat (6/3) total frekuensi mencapai 222.087 kali. Adapun total volume sebanyak 5,74 miliar lot senilai Rp 6,66 triliun. Sebanyak 150 saham menguat, 127 saham menurun, dan 108 saham tidak bergerak.
Alwy Assegaf, Analis Universal Broker Indonesia, mengatakan bahwa penguatan IHSG pekan ini justru ditopang oleh investor asing yang dinilainya cukup agresif mencatatkan aksi beli. "IHSG dapat menguat karena diredam oleh asing yang beli ditengah investor lokal melakukan aksi profit taking," jelasnya.
Untuk pekan depan Alwy bilang, IHSG masih akan diwarnai aksi profit taking, terutama pada investor lokal. Pasalnya, di pekan depan minim data penting yang dapat mempengaruhi laju indeks saham. "Seperti pengumuman BI rate dan lain-lain akan diumumkan pada pekan berikutnya," tukas Alwy.
Bagaimana fluktuasi indeks selama sepekan ini:
Senin (2/3), IHSG dibuka sumringah. Sampai pukul 09.32 WIB berada pada kisaran 5.457,86 atau menguat 0,14% (8,26 poin). Penguatan ini didorong oleh sektor pertambangan, keuangan, perdagangan, industri aneka, dan pertanian. Sektor pertambangan naik 0,75%, sedangkan sektor keuangan naik 0,3%, perdagangan (0,24%), industri aneka (23%), pertanian (0,15%), dan sektor manufaktur (0,05%).
IHSG ditutup menguat, dan membukukan rekor tertinggi baru. Indeks naik +27 poin (+0,51%) ke 5.477 setelah bergerak di antara 5.451-5.477. Sebanyak 137 saham naik, 148 saham turun, 88 saham tidak bergerak, dan 179 saham tidak ditransaksikan.
Selasa (3/3) IHSG melanjutkan penguatan pada pembukaan perdagangan. Merujuk data RTI, indeks menguat 0,26% atau 14,029 poin ke level 5.490,66 pada pukul 09.21 WIB. Tercatat 115 saham bergerak naik, 65 saham bergerak turun, dan 76 saham stagnan. Di awal perdagangan pagi ini melibatkan 1,06 miliar lot saham dengan nilai mencapai Rp 1,19 triliun. IHSG berakhir di zona negatif pada akhir transaksi hari ini. Padahal, di sepanjang sesi I dan sesi II, indeks terus berada di zona hijau.
Data RTI menunjukkan, pada pukul 16.00 WIB, indeks tercatat turun 0,06% menjadi 5.474,61. Ada 161 saham yang menurun. Adapun saham yang naik mencapai 132 saham dan 94 saham lainnya diam tak bergerak. Volume transaksi saham sore ini melibatkan 7,139 saham dengan nilai transaksi Rp 7,177 triliun.
Rabu (4/3), IHSG melaju terkoreksi ke zona merah. Data RTI menunjukkan indeks melemah 0,03% atau 1,89 poin ke level 5.472,726 pada pukul 09.29 WIB. Tercatat 84 saham bergerak naik, 86 saham bergerak turun, dan 98 saham stagnan. Pada awal perdagangan ini melibatkan 903 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 699 miliar.
IHSG memerah dalam perdagangan hari ini. IHSG ditutup pada level 5.448,06, melemah 0,49% atau 26,56 poin. Pelemahan IHSG terjadi sejak awal perdagangan. Data RTI mencatat, sebanyak 213 saham memerah dan hanya 85 saham yang menghijau. Adapun 77 saham tidak berubah.
Kamis (5/3), IHSG menguat pada pembukaan perdagangan. Data RTI menunjukkan indeks naik 0,30% atau 16,521 poin ke level 5.464,58 pada pukul 09.27 WIB. Tercatat ada 112 saham bergerak naik, 73 saham bergerak turun, dan 75 saham stagnan. Perdagangan pagi ini melibatkan 760 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 736 miliar.
Pada penutupan IHSG menguat 0,05% atau 2,89 poin menjadi 5.450,95. Dari 10 sektor pembentuk IHSG, sebanyak lima sektor menguat dan lima sektor lainnya melemah. Lima sektor yang menguat adalah perdagangan (0,59%, pertambangan (0,42%), infrastruktur (0,21%), pertanian (0,19%), dan keuangan (0,13%).
Jumat (6/3), IHSG pada akhir pekan ini dibuka di zona positif. Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.21 WIB indeks tercatat naik 0,39% menjadi 5.471,67. Ada 104 saham yang bergerak positif. Saham yang turun sebanyak 48 saham dan 79 saham bergerak sideways. Volume transaksi pagi ini melibatkan 813,318 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 940,937 miliar. IHSG kembali mencapai rekor di akhir pekan ini.
IHSG ditutup pada level 5.514,79, naik 1,17% atau 63,84 poin. Dari 10 sektor IHSG, sembilan sektor menguat dan hanya satu sektor yang menurun. Sektor yang memerah adalah konstruksi sebesar 0,34%. Sementara penguatan tertinggi terjadi di sektor industri aneka (2,39%).
Emas
Harga emas dunia diperdagangkan mendekati level US$ 1.200 per troy ounce pada transaksi perdagangan Jumat (6/3). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.08 waktu Singapura, harga kontrak emas untuk pengantaran segera berada di level US$ 1.198,60 per troy ounce. Kemarin (5/3), harga emas ditutup di level US$ 1.198,40 per troy ounce. Ini merupakan kali pertama harga emas ditutup di bawah level US$ 1.200 sejak 2 Januari lalu.
Adapun harga emas Antam hanya mengalami kenaikan Rp 1.000. Dibuka Rp 547.000 per gram pada Senin (2/3) menjadi Rp 548.00 per gram pada Jumat (6/3). Bagaimana perkembangan harga emas Antam?
Senin (2/3), membuka perdagangan di awal pekan, harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali naik Rp 1.000, menjadi Rp 547.000 per gram.
Selasa (3/3), hari ini harga pecahan 1 gram emas Antam menjadi Rp 549.000. Angka ini naik Rp 2.000 dibandingkan dengan posisi harga Senin (2/3).
Rabu (4/3), dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 548.000. Angka ini turun Rp 1.000 dibandingkan dengan posisi harga Selasa (3/3).
Kamis (5/3), harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 548.000. Angka ini tidak berubah dibandingkan dengan posisi harga Rabu (4/3).
Jumat (6/3), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 548.000. Angka ini tidak berubah dari posisi harga Rabu (4/3).
Rupiah
Pekan ini rupiah masih melanjutkan pelemahannya. Lihat saja, rupiah dibuka melemah pada level Rp 12.932, Senin (2/3). Pelemahan rupiah mencapai puncaknya pada Kamis (5/3). Di pasar spot, pukul 12.30 WIB, rupiah melemah hingga Rp 13.025. Pelemahan ini menurut Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, Reny Eka Putri, terjadi karena sentimen domestik tidak memiliki katalis positif bagi rupiah. Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures, menambahkan bahwa ambruknya nilai rupiah hingga menembus level Rp 13.000 karena sentimen eksternal yang menekan kencang. Tekanan jelas datang dari kuatnya indeks dollar AS saat ini.
Selain itu, pelemahan rupiah disinyalir akibat sinyal yang dikeluarkan Bank Indonesia bahwa mereka akan menoleransi pelemahan rupiah. Seperti yang diberitakan sebelumnya, BI akan menjaga volatilitas nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar AS tidak sekencang tahun lalu. Agus D.W Martowardojo, Gubernur BI, mengatakan, bank sentral akan selalu berada di pasar untuk menjaga agar volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tidak terlalu liar. Jika diperlukan, BI akan melakukan intervensi untuk menjaga rupiah. “Secara umum, BI akan menjaga volatilitas kurs tidak melewati 10%,” kata Agus, Kamis (5/3).
Adapun nasib rupiah sepekan ke depan, menurut Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, rupiah masih ada potensi melemah. Hal tersebut ditunjang dari antisipasi investor terhadap rapat BI pada (17/3), yang berpotensi memangkas suku bunga kembali.
“Ini akan menambah kontras kebijakan moneter kita dengan AS sehingga bisa menjadi faktor utama pelemahan rupiah,” kata Christian. Christian memprediksikan rupiah dalam sepekan akan bergerak di kisaran Rp 12.900–Rp 13.175 per dollar AS.
Bagaimana fluktuasi nilai rupiah selama sepekan ini:
Senin (2/3), rupiah kembali melemah terhadap dollar AS di awal pekan ini. Di pasar spot, pasangan rupiah naik 0,29% dari Rp 12.932 menjadi Rp 12.970. Adapun pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah melemah 1,01% dari Rp 12.863 menjadi Rp 12.993 per dollar AS.
Selasa (3/3), rupiah akhirnya bisa rebound setelah Senin (2/3) kemarin terpuruk mendekati Rp 13.000 per dollar AS. Nilai tukar rupiah menguat tipis terhadap dollar AS pagi ini. Data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menunjukkan rupiah diperdagangkan pada Rp 12.962 atau naik o,23% dari sebelumnya Rp 12.993 per dollar AS. Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah juga menguat tipis 0,17% ke posisi Rp 12.948 dari sebelumnya posisi Rp 12.970 per dollar AS.
Rabu (4/3), di pasar spot, rupiah menguat tipis 0,01% ke Rp 12.968 dari sebelumnya Rp 12.969 per dollar AS. Jika merujuk pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), otot rupiah sedikit kendur 0,008% ke Rp 12.963 dari sebelumnya Rp 12.962 per dollar AS.
Kamis (5/3), di pasar spot nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bergerak konsolidasi dengan penguatan tipis 0,007% di level Rp 12.990 dibanding hari sebelumnya. Adapun kurs tengah Bank Indonesia mencatatkan rupiah ambruk 0,45% ke level Rp 13.022. Di pasar spot, pukul 12.30 WIB, rupiah terhadap dollar AS melemah 0,26% menjadi Rp 13.025 dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya. Adapun kurs tengah Bank Indonesia mencatatkan rupiah melemah 0,45% di level Rp 13.022.
Jumat (6/3), pergerakan rupiah pagi ini (6/3) masih tak berdaya. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10.02 WIB, rupiah melemah 0,5% dari posisi 27 Februari lalu menjadi 12.988 per dollar AS. Kamis kemarin, mata uang Garuda ini sempat menyentuh level 13.030 yang merupakan level terlemah sejak Agustus 1998.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News