Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan pertama kuartal keempat dengan kenaikan. Pekan ini indeks naik 0,23% ke level 5.377,15. Tapi, pergerakan IHSG pekan ini justru cenderung menurun.
Pada dua hari pertama pekan ini, indeks melonjak akibat sentimen positif amnesti pajak. Para analis sempat memprediksikan, indeks bisa menyentuh angka 5.500.
Krishna Setiawan, Analis Lautandhana Securindo, melihat, IHSG sepertinya memiliki fobia ketinggian karena setiap kali menyentuh level 5.470–5.480, esok harinya langsung koreksi. Dia menambahkan, sentimen domestik kuat memengaruhi indeks.
Salah satunya, kebijakan dari Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral Luhut Panjaitan yang akan merelaksasi ekspor mineral di awal tahun depan. Artinya, ekspor terbuka dan pembangunan smelter yang sedang berjalan mungkin mundur.
Kebijakan ini menimbulkan pertanyaan di kalangan investor dan memunculkan ketidakpastian. "Investor bisa takut untuk berinvestasi lagi di Indonesia," ungkap Krishna, Jumat (7/10).
Sementara, menurut Muhammad Al Amin, Analis Millenium Danatama Sekuritas, indeks menguat di awal pekan karena realisasi amnesti pajak yang memuaskan. Tapi, kasus Deutsche Bank di pasar global turut menyeret indeks.
Untuk pekan depan, Krishna memproyeksikan, indeks akan flat cenderung turun. "Mungkin di awal pekan bisa menguat dulu karena ada sentimen cadangan devisa yang naik," jelas Krishna.
Krishna memperkirakan, pekan depan indeks akan bergerak di 5.340–5.460. Al Amin memprediksi, indeks berpotensi turun dengan rentang 5.296–5.457. "Jika data tenaga kerja AS positif, kemungkinan besar The Fed akan menaikkan suku bunga sehingga indeks pekan depan berpotensi melemah," ujar Al Amin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News