Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) terpangkas dalam sepekan ini. Pemicunya, yaitu kekhawatiran ekspor dari Malaysia bakal terus turun.
Kontrak CPO untuk pengiriman April di Malaysia Derivatives Exchange bergulir tipis ke RM 3.134 atau setara US$ 1.030 per metrik ton pada pukul 12.18 di Kuala Lumpur, dari penutupan kemarin di level RM 3.131 per metrik ton. Namun, dalam sepekan terakhir, harga minyak sawit sudah terpangkas 1%.
Kemarin, surveyor Intertek melaporkan, ekspor minyak sawit Malaysia turun 17% menjadi 981.275 ton dalam 25 hari pertama di Januari. Senada, Societe Generale de Surveillance pun merilis jumlah pengiriman surut sebesar 20% menjadi 947.401 ton.
Shikha Mittal, analis Karvy Comtrade Ltd. menilai, tren secara keseluruhan terlihat sedikit melemah, karena data ekspor menunjukkan permintaan melemah. "Namun, laporan dari Brazil yang menyebutkan panen kedelai akan berkurang di tahun ini, mungkin sedikit mendukung pergerakan harga hari ini," ujarnya, di India.
Lembaga riset pertanian Emater memproyeksi, produksi kedelai dan jagung di Rio Grande do Sul, Brasil, akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, setelah 13 minggu tanaman kekeringan. Hasil panen dari wilayah ini hanya akan mencapai 8 juta ton kedelai, atau lebih rendah 8,7% dari proyeksi 12 Januari lalu yang mencapai 8,76 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News