kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.753   42,00   0,27%
  • IDX 7.468   -11,36   -0,15%
  • KOMPAS100 1.154   0,16   0,01%
  • LQ45 915   1,77   0,19%
  • ISSI 226   -0,94   -0,41%
  • IDX30 472   1,65   0,35%
  • IDXHIDIV20 569   1,75   0,31%
  • IDX80 132   0,22   0,17%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,25   0,16%

Sepanjang 2018 kinerja rata-rata reksadana campuran minus 2,09%, ini pemicunya


Senin, 07 Januari 2019 / 19:40 WIB
Sepanjang 2018 kinerja rata-rata reksadana campuran minus 2,09%, ini pemicunya


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gejolak di pasar keuangan domestik membuat kinerja rata-rata reksadana campuran terseok-seok pada tahun lalu. Namun, sinyal perbaikan kinerja reksadana ini sudah mulai terlihat dalam dua bulan terakhir.

Mengutip Infovesta Utama, kinerja rata-rata reksadana campuran yang tercatat di Infovesta Balance Fund Index turun 2,09% (ytd) pada 2018 silam.

Direktur Utama Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana menyampaikan, penurunan kinerja reksadana campuran di tahun lalu terjadi lantaran Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kerap mengalami koreksi. “Harga obligasi juga kerap mengalami tren penurunan di tengah kenaikan suku bunga acuan yang cukup agresif,” ucapnya, Senin (7/1).

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan, sebenarnya reksadana campuran sudah menunjukkan tanda-tanda perbaikan dalam dua bulan terakhir. Ini terbukti dari kinerja rata-rata reksadana campuran yang selalu berada di level positif secara bulanan yakni 2,52% pada November dan 1,17% pada Desember 2018.

Alhasil, kinerja rata-rata tahunan reksadana campuran berhasil melangkahi reksadana pendapatan tetap yang di akhir tahun lalu berada di level -2,20%. “Bulan-bulan sebelumnya reksadana campuran menjadi reksadana dengan kinerja terendah setelah saham,” terang Wawan, Senin (7/1).

Perbaikan kinerja rata-rata reksadana campuran cukup didominasi oleh faktor aksi window dressing di pasar saham pada akhir tahun lalu. Ini mengingat sebagian besar produk reksadana campuran yang beredar memiliki porsi efek berupa saham dalam jumlah besar.

Kinerja reksadana ini juga membaik akibat tekanan kenaikan suku bunga acuan yang berkurang pada Desember lalu. Dengan begitu, sebagian seri-seri obligasi, terutama obligasi pemerintah, mulai mengalami kenaikan harga. Apalagi, di periode yang sama, kurs rupiah yang kerap mempengaruhi kondisi pasar obligasi juga bergerak lebih stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×