kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sentimen tapering off akan jadi penentu arah pergerakan harga bitcoin


Kamis, 19 Agustus 2021 / 19:57 WIB
Sentimen tapering off akan jadi penentu arah pergerakan harga bitcoin
ILUSTRASI. Ilustrasi bitcoin. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin sepanjang tahun ini mencatatkan pergerakan yang sangat dinamis. Mengawali tahun ini dengan berada di level US$ 29.096,69 per BTC, aset kripto dengan kapitalisasi terbesar ini sempat menembus all time high (ATH) pada level US$ 64.110,18 pada pertengahan April lalu.

Selepas itu, harga bitcoin justru cenderung terkoreksi, bahkan sempat kembali menyentuh level US$ 29.000-an lagi pada 21 Juli. 

Kendati begitu, perlahan namun pasti, harga bitcoin kembali menguat dan kini sudah bertengger di area US$ 44.285,47 per BTC. Artinya secara year to date, harga bitcoin berhasil naik hingga 50,66%.

Kapitalisasi pasar atau market cap aset kripto seperti bitcoin dan altcoin saat ini memang sedang tumbuh seiring berhasil melewati US$ 2 triliun atau lebih dari Rp 30.000 triliun.

Walau begitu, CEO Triv.co.id Gabriel Rey mengakui kondisi pasar aset kripto saat ini belum sama seperti periode bull run pada April-Mei silam. 

Ia berkaca dari kondisi on-chain bitcoin sebagai patokan di mana secara metrik masih belum mendekati posisi April-Mei silam. Namun, menurutnya untuk jangka pendek - menengah, investor sebaiknya memperhatikan sikap The Fed terkait tapering. 

Baca Juga: Dari generasi milenial hingga X, Bitcoin aset kripto yang paling populer

“Untuk bitcoin dan aset kripto lainnya berpotensi akan mendapatkan sentimen negatif ketika The Fed mengumumkan pemberlakuan tapering. Dengan stimulus yang beredar dikurangi, artinya uang yang ada di market juga akan berkurang, sentimen ini bisa memukul harga bitcoin,” kata Gabriel kepada Kontan.co.id, Kamis (19/8).

Sementara COO Tokocrypto Teguh K Harmanda melihat bitcoin secara pergerakan memang sedang mengalami koreksi di kisaran US$ 44.000 per Btc. Namun, menurutnya ini bisa jadi momen yang tepat bagi investor untuk kembali mengakumulasikan kepemilikan bitcoinnya. 

Ke depan, ia meyakini masuknya investor institusional masih akan jadi faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harganya.

Sedangkan Gabriel justru belum yakin pergerakan harga bitcoin bisa mengulang periode bull run pada April-Mei silam. Menurutnya, saat ini minim ada katalis positif yang bisa mengangkat harga bitcoin. Sehingga pergerakan harganya juga akan cenderung terbatas pada rentang US$ 30.000 - US$ 50.000 per Btc.

“Jadi saat ini kemungkinan akan bergerak pada rentang tersebut, sampai akhirnya nanti ada katalis positif lagi. Tapi, kapan dan apa katalis positifnya, masih belum tahu juga. Bisa saja ketika ETF Bitcoin sudah disahkan maupun Amazon sudah bisa menerima pembayaran menggunakan cryptocurrencies, baru akan terjadi bull run seperti April-Mei,” imbuh Gabriel.

Selanjutnya: Analis sebut sekarang saat tepat untuk beli Bitcoin, Ethereum, dll, ini alasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×