Reporter: Cipta Wahyana | Editor: Cipta Wahyana
JAKARTA. Ketidakpastian penyelesaian krisis Siprus kembali membuat para investor memilih minggir dari pasar dan melakukan aksi jual. Di saat yang sama, muncul data yang buruk dari ekonomi Jerman, lokomotif utama ekonomi Eropa. Dua faktor itu memicu pelamahan indeks-indeks bursa utama dunia semalam.
Kamis (21/3) waktu New York, Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,62% menjadi 14.421,49, sementara indeks Standard & Poor's 500 turun 0,83% menjadi 1.545,80. Di saat yang sama, indeks bursa teknologi Nasdaq juga merosot 0,97% menjadi 3.222,60.
Alih-alih membaik, kondisi di Siprus memang kian mengkhawatirkan. Standard & Poor's kembali memangkas peringkat negara itu. Di tengah kepanikan menjelang tenggat hari Senin depan yang telah ditetapkan bank sentral Eropa, muncul kabar bahwa Pemerintah Siprus akan menerapkan semacam sistem kontrol devisa untukĀ mencegah semakin derasnya dana yang keluar.
"Ketidakpastian akan memicu aksi jual," ujar Michael James, Managing Director of Equity Trading Wedbush Securities di Los Angeles seperti dikutip Reuters. Siprus memang negara kecil, tapi, rupanya, investor mengkhawatirkan efek menular (contagion effect) krisis di negeri itu.
Selain soal Siprus, kabar lain dari Eropa juga menambah kecemasan investor. Secara mengejutkan, survey terbaru indeks pembelian perusahaan atau purchasing managers' index Jerman berada di bawah angka 50 di bulan Maret ini. Angka di bawah menunjukkan aktivitas perusahaan atau pabrik tengah menurun. Padahal selama ini, Jerman merupakan lokomotif utama ekonomi Eropa yang masih mampu melaju.
Kabar ini juga telah membuat bursa saham Eropa melemah. Kamis (21/3) indeks FTSE 100 melemah 0,69% menjadi 6.388,55.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News