kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sentimen risk on muncul, yield obligasi Indonesia masih berpeluang naik


Minggu, 26 September 2021 / 12:34 WIB
Sentimen risk on muncul, yield obligasi Indonesia masih berpeluang naik
ILUSTRASI. Obligasi.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen risk on kembali muncul di pasar obligasi, terutama setelah investor mencerna pernyataan The Fed yang masih mempertahankan suku bunga dan akan membatasi program pembelian obligasi di bulan November mendatang.

Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Gama Yuki melihat, tapering off The Fed tetap akan mempertimbangkan kemajuan pada pasar ketenagakerjaan dan indikator ekonomi lainnya.

“Dengan adanya sentimen risk-on setelah pernyataan The Fed dan suplai obligasi pemerintah yang mengecil lewat lelang, akan menjadi katalis positif hingga akhir tahun bagi pasar obligasi Indonesia,” jelas Gama kepada Kontan.co.id, Jumat (24/9).

Namun, Head of Investment Avrist Asset Management Ika Pratiwi Rahayu melihat pasar obligasi Indonesia ke depannya akan sangat dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi Indonesia dan arah pergerakan suku bunga yang dipengaruhi dari kebijakan The Fed.

Baca Juga: Jumlah penawaran masuk pada lelang SUN (28/9) diproyeksikan mencapai Rp 80 triliun

Ika menilai, setelah pertemuan FOMC pekan lalu, investor sudah lebih memahami pesan dan petunjuk yang diberikan mengenai arah kebijakan dari The Fed, tentang kebijakan pengetatan yang akan dilakukan.

“Walaupun beberapa proyeksi pertumbuhan ekonomi direvisi ke bawah dan level pengangguran tahun 2021 di revisi ke atas oleh The Fed, tetapi secara umum tren pemulihan ekonomi diharapkan akan berjalan sesuai ekspektasi dari The Fed,” jelas Ika.

Ia mangamati, respons dari pertemuan FOMC sudah ditunjukkan dari kenaikan yield US Treasury  tenor 10 tahun yang berada di angka 1,41%.

Dari dalam negeri, ia melihat pasar obligasi merespons terjadinya beberapa selling action yang menyebabkan koreksi di pasar obligasi Indonesia. Namun, karena likuiditas yang masih cukup kuat, serta porsi asing yang sudah tidak terlalu banyak, maka koreksi menjadi tidak terlalu besar.

Ika memandang, ke depannya dengan adanya kemungkinan tekanan dari AS mengenai tapering off, tetapi masih ada kemungkinan yield obligasi negara tenor 10 tahun untuk naik ke level 6,2%-6,3% sampai dengan akhir tahun.

Selanjutnya: IHSG menguat 0,19%, begini kondisi bursa selama sepekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×